Ekstrem! Modal Rp 100 Ribu, Sanggup Nggak Yaris Cross Hybrid Tempuh Jakarta-Bandung?

Hafizh Gemilang - detikOto
Minggu, 12 Nov 2023 10:17 WIB
Jakarta -

Irit bahan bakar adalah salah satu kelebihan yang selalu digaungkan para pabrikan ketika bicara tentang mobil hybrid. Emang betul demikian?

Tim detikOto langsung menguji klaim ini dan menguras habis tangki bensin Toyota Yaris Cross Hybrid. Setelah kosong, kami mengisi mobil ini dengan bensin Pertamax dari Pertamina sebanyak 7,143 liter alias Rp 100 ribu.

Tim detikOto memeriksa tekanan angin Bridgestone Turanza yang menjadi ban standar Toyota Yaris Cross Hybrid Foto: 20detik

Pengurasan tanki bensin ini kami lakukan secara resmi di bengkel Auto2000. Perlu diketahui sebelumnya, meski tangki bensin Toyota Yaris Cross Hybrid ini dikuras habis hingga ke pompanya, satu hal yang tidak bisa dikuras habis adalah baterainya. Sehingga kami memulai perjalanan dengan bensin Rp 100 ribu dan baterai lithium-ion yang terisi sekitar 30% dari total 0,7 kWh.

Agar pengetesan ini kian akurat, kami tak lupa mengecek tekanan angin bannya dan menggunakan standar yang direkomendasikan yakni 32 psi untuk ban belakang dan 33 psi untuk ban depan. Toyota mempercayakan ban Yaris Cross Hybrid ini kepada Bridgestone. Mobil ini mengusung ban Turanza T005A dengan ukuran 215/55 R18.

Selain mengecek tekanan angin, kami juga menimbang bobot sopir, penumpang yang notabene tim video detikOto, hingga akomodasi lain yang dibawa. Total bebannya tembus 193 kg. Lantas setelah semua kesiapan dipastikan aman, kami bertolak dari bengkel di bilangan Tebet, Jakarta Selatan, menuju Bandung. Seberapa jauh mobil ini bisa melaju dengan bensin Rp 100 ribu?

Kondisi fuel meter kosong membuat tim detikOto was-was ketika mengetes Toyota Yaris Cross Hybrid ini Foto: 20detik

Ketika mobil dinyalakan, awalnya Yaris Cross Hybrid masih sempat beroperasi dengan dorongan baterainya saja. Lalu setelah beberapa detik, mesin bensinnya menyala tanda mulai bekerja dan juga secara paralel mengisi daya baterainya.

Beberapa kilometer pertama, mobil melaju dengan informasi yang sangat minim tentang kondisi bensin, baterai, hingga jarak tempuhnya. Terlihat dari instrumen kluster bahwa fuel meter dan range masih kosong. Hal ini membuat rasa khawatir dan was-was mulai menghantui.

Beruntungnya, hal itu tak terjadi berlarut-larut. Tak sampai 10 kilometer melaju, indikator bensin mulai muncul satu bar meski jarak tempuh tidak terbaca. Setidaknya, kami tahu pompa bensin masih bisa mencium dan menakar keberadaan bensinnya.

Pengetesan ini kami lakukan dengan gaya berkendara yang dinamis. Tak ada usaha berlebih untuk membuat mobil melaju secara ekonomis, tapi juga kami tak terlalu sering menggeber mobilnya. Ah iya! Jangan lupa, Jakarta-Bandung itu punya perbedaan ketinggian dan mayoritas rute ini kami tempuh secara menanjak.

Mesin Toyota Yaris Cross Hybrid sudah mulai mati sejak mendekati 140 kilometer perjalanan. Foto: 20detik

Setelah berjalan sejauh 50-an kilometer, tetiba indikator fuel meter hilang kembali. Kondisi ini membuat rasa khawatir memuncak. Kami sempat ragu mobil bisa melaju lebih jauh lagi, tapi secara umum kondisi mobil masih tergolong aman dan nyaman. Tidak ada pengurangan daya secara otomatis, pun pengurangan sistem pendinginan.

Secara umum, kondisi mobil terasa sama saja layaknya bensin terisi penuh. Terlihat beberapa kali generator menyala tanda baterai sedang 'dicas' menggunakan bensin dan juga terasa dorongan dari baterainya membantu laju mobil.

Saat melewati persimpangan keluar tol Padalarang, raut muka tim detikOto mulai semringah. Sebab secara umum kami sudah melewati Kabupaten Bandung Barat, dan masuk daerah Kota Cimahi lalu Kota Bandung. Artinya Jakarta-Bandung, bukan masalah bagi Toyota Yaris Cross Hybrid dan uang Rp 100 ribu.

Well, sejatinya banyak faktor yang membuat mobil dapat sangat irit dalam penggunaan bahan bakar. Selain karakter berkendara yang ekonomis, bobot penumpang, kondisi jalan, faktor ban pun menjadi penentunya.

Meski efisiensi bahan bakar bukan menjadi fokus dari Bridgestone Turanza, nyatanya ban ini sukses memberi dukungan kepada efisiensi Toyota Yaris Cross Hybrid yang kami gunakan dalam tes kali ini.

Selain itu, ban OEM yang dibuat di Indonesia ini juga memberikan pengalaman berkendara kian maksimal. Sebab secara umum ban ini mampu meredam kebisingan aspal, punya grip yang cekatan, hingga efisien dalam hal akselerasi hingga deselerasi alias pengereman.

Begitu mobil tidak bisa berjalan lagi, tepatnya setelah melaju 142,9 km, kami langsung melakukan mitigasi dengan mengisi bensinnya. Foto: 20detik

Klimaks pengetesan ini terjadi setelah mobil melaju hampir 140 km. "Mesin berhenti bekerja. Berhenti di tempat yang aman. Baca buku petunjuk," tulisan ini lalu menghiasi panel instrumen kluster.

Dari situ kami tahu bahwa bensin sudah habis dan mesin tak lagi bekerja. Namun menariknya, mobil terasa masih bisa digas dan melaju. Hingga akhirnya berhenti total setelah berjalan sejauh 142,9 km. Luar biasa!

Kami berhenti di dekat pintu tol Pasir Koja yang notabene sudah masuk Kota Bandung. Artinya pengetesan ekstrem yang kami sebut sebagai Rp 100 ribu Challenge ini berhasil.

Perlu diketahui juga, kami mencatat perjalanan ini dengan GPS satelit dan terlihat bahwa pengetesan ini kami lakukan dengan kecepatan rata-rata 72,2 km. Lantas dengan bensin 7,143 liter dan mobil bisa melaju hingga 142,9 km, artinya Toyota Yaris Cross Hybrid punya konsumsi bbm rata-rata di atas 20 km per liter untuk rute luar kota yang menanjak.




(mhg/rgr)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork