Handling dan Suspensi yang Berkarakter
Sebagai sebuah SUV berukuran medium, Peugeot 2008 tentu pas untuk dipakai di perkotaan yang padat khas Ibu Kota. Tak heran mobil ini laku di Paris, Perancis, yang notabene jalannya sempit dan padat kendaraan.
Begitu pun di Jakarta. Menggunakan 2008 rasanya tak perlu ragu sebab pengendalian mobil ini terasa meyakinkan. Dimensinya kompak, posisi berkendaranya cukup baik, serta mudah dikemudikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun untuk urusan visibilitas, kami merasa mobil ini kurang baik. 2008 punya kaca belakang yang berukuran kompak dan kemiringannya pun tak umum. Belum lagi ada garis defogger dan ada tambahan garis horizontal 3 buah yang kami tak tahu fungsinya apa.
Selain itu, kendati posisi berkendaranya cukup baik, namun perlu penyesuaian dan pembiasaan ketika bawa mobil ini. 2008 diset punya iCockpit 3D yang posisinya cukup tinggi, sehingga posisi setir harus dibuat lebih rendah agar tampilan panel instrumennya terlihat jelas.
![]() |
Kendati demikian, handling mbil ini terasa sangat kental karakter mobil Eropanya. Nyetir 2008 terasa sangat percaya diri sebab handling-nya tajam.
Meski karakter setirnya cukup terasa terlalu ringan dan hambar di mode normal, tapi hadirnya mode sport membuat kita jadi punya pilihan. Jika butuh pengendalian setir yang meyakinkan tinggal colek tombol mode berkendaranya dan beralih ke mode Sport.
Nah! Untuk mendapatkan handling yang tajam ini, Peugeot harus meracik suspensi 2008 menjadi cukup keras. Namun menurut kami, suspensinya masih tergolong nyaman untuk berkendara harian.
Apalagi dengan profil ban yang tebal dan pelek ring 17, membuat bantingannya menjadi cukup bisa ditoleransi. Tapi karakter suspensinya cenderung kaku dan sporty dari pengetesan yang kami lakukan.
![]() |
Fitur yang Cukup
Peugeot 2008 di Indonesia praktis menantang Honda HR-V RS dan Hyundai Creta Prime dengan harganya. Lantas seberapa canggih fitur yang ditawarkan oleh Peugeot untuk menantang duo Jepang-Korea Selatan ini?
Sayang rasanya untuk melawan Honda SENSING atau Hyundai SmartSense, 2008 belum berkutik. Sebab, Peugeot hanya membekali mobil ini dengan Lane Keeping Assist, Blind Spot Monitoring, hingga Active Safety Brake. Sedangkan fitur Adaptive Cruise Control belum dihadirkan di lini 2008 Indonesia.
Selain itu, untuk urusan fitur dalam kabin pun 2008 minim. Tidak ada panoramic sunroof, pengecasan nirkabel, atau bahkan auto-hold yang cenderung standar di kelasnya.
Kendati demikian, Peugeot 2008 hadir dengan panel instrumen iCockpit 3D yang sangat memanjakan mata dan tak dimiliki rival-rivalnya. Bahkan dibandingkan dengan HR-V, panel instrumennya langsung terlihat jadul.
Kesimpulan dan Harga Peugeot 2008
Well, setelah melakukan pengetesan terhadap mobil ini kami jadi menemukan beberapa fakta menarik dan dapat menjawab 'kenapa mobil ini kurang laris padahal laku keras di Eropa dan impresinya pun cukup menarik?'.
Jelas karena harga jual Peugeot 2008 yang cukup tinggi. Mobil ini tak lagi didatangkan secara utuh dari Perancis, melainkan dari Malaysia, tapi Peugeot 2008 dibanderol Rp 505 juta.
Dibandingkan dengan Hyundai Creta Prime IVT seharga Rp 404 juta dan Honda HR-V Turbo RS Rp 515,9 juta, rasanya Peugeot 2008 bersaing cukup berat.
Namun langkah Peugeot untuk menghadirkan lini 2008 tentu sangat menarik. Sebab Peugeot 2008 bisa jadi opsi menarik bagi pecinta SUV Eropa yang bosan dengan SUV Jepang atau Korea Selatan yang sudah 'pasaran' di Indonesia.
(mhg/lth)
Komentar Terbanyak
Mobil Esemka Digugat, PT SMK Tolak Pabrik Diperiksa
Syarat Perpanjang SIM 2025, Wajib Sertakan Ini Sekarang
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar