Pindah ke tim pabrikan Honda merupakan mimpi Luca Marini yang terwujud. Sayang, semenjak pindah ke Honda dari Ducati, performa Marini justru jeblok.
Tawaran Repsol Honda kepada Luca Marini langsung disambut dengan tangan terbuka. Ya, bisa membela tim pabrikan sekelas Repsol Honda adalah mimpi Marini yang jadi kenyataan. Marini rela melepas seragam VR46 Racing Team yang menunggangi motor terkuat di lintasan saat ini untuk beralih mengendarai Honda RC213V.
Kepindahan itu banyak disorot karena Marini mengisi posisi kosong yang ditinggal Marc Marquez ke Ducati. Marquez kala itu menyebut motor Honda tak lagi bisa kompetitif. Tapi Marini justru meyakini bisa memberikan kontribusi terhadap pengembangan Honda RC213V hingga bisa mengantarnya merebut titel juara MotoGP seperti sediakala.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi apa yang diharapkan Marini masih jauh dari kenyataan. Performa Honda sangat jeblok. Tim Repsol Honda yang dibela Marini itu saat ini bertengger di posisi paling buncit klasemen konstruktor dengan total 12 poin. Tim satelit LCR Honda tak berbeda jauh yakni bertengger di posisi ke-10 dengan 10 poin dari total lima seri digelar.
Khusus Marini, dari lima seri yang digelar, adik Valentino Rossi itu mampu menyelesaikan balapan. Sayang, finisnya bukan di posisi teratas, melainkan di posisi buncit. Di seri pembuka MotoGP Qatar, Marini finis di posisi 20 dari total 21 pebalap yang finis.
Selanjutnya di MotoGP Portugal, Marini menghuni posisi ke 17 dari 18 pebalap. Tren buruk itu tak kunjung membaik. Dalam tiga balapan terakhir, Marini justru finis di posisi paling buncit. Termasuk di Le Mans saat dirinya hanya mampu finis di posisi ke-16.
Rentetan hasil buruk itu membuat Marini menghuni posisi ke-23 klasemen dengan torehan 0 poin. Dibandingkan rider Honda lainnya, hanya Marini yang belum berhasil merebut poin sama sekali. Meski begitu, Marini tak putus asa.
Menurutnya perlahan tapi pasti Honda RC213V menunjukkan adanya perubahan walaupun belum sanggup bertarung di posisi depan. Marini juga berharap bisa segera menemukan sesuatu yang bisa memberikan perubahan besar pada motornya.
"Ini merupakan balapan panjang lainnya buat kami di mana kami bekerja untuk area yang sama dan menyulitkan. Kita bisa melihat Joan, melakukan hal baik saat balapan sebelum akhirnya jatuh, mampu menunjukkan langkah besar selama akhir pekan. Saya sedikit kehilangan langkah ini, jadi kami harus memahaminya. Saya yakin kami bisa menemukan sesuatu di sana dan membawanya ke Barcelona," kata Marini dalam pernyataan resminya di laman HRC.
Senada dengan Marini, Joan Mir yang juga menunggangi motor serupa mengungkap bahwa RC213V mulai membaik. Berkat perubahan itu juga Mir merasa motornya bisa bersaing meski bukan memperebutkan posisi terdepan.
"Hal penting yang bisa diambil dari hari ini adalah feeling dengan motornya. Setelah kemarin kami memiliki sejumlah masalah, tentu sangat bagus untuk bisa melangkah lagi dengan setelan dan kecepatan yang bagus saat balapan. Saya juga ingin mengucap terima kasih ke tim Repsol Honda atas kerjanya hari ini, mereka menyediakan motor yang bisa membuat saya menyerang. Sangat penting untuk tetap fokus dari sisi positif, seperti kecepatan dan pekerjaan yang kami lakukan. Kami sekarang bersiap ke Mugello untuk mempersiapkan beberapa hal," ujar Mir.
(dry/rgr)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Gaya Merakyat Anies Baswedan di Formula E Jakarta, Duduk di Tribun Murah