Ducati ngotot mempertahankan perangkat pengaturan ketinggian belakang motor atau rear height device. Ducati menyarankan kepada Dorna Sports agar tetap mengizinkan penggunaan perangkat tersebut, namun pemakaiannya dibatasi dalam setiap balapan, serta fungsinya diubah dari perangkat pembantu akselerasi ke perangkat pembantu ketika pebalap ingin menyalip.
Ducati menjadi pelopor penggunaan berbagai teknologi elektronik di MotoGP. Salah satu yang kontroversial adalah ride height adjuster (perangkat pengatur ketinggian motor). Perangkat ini bisa mengatur secara terpisah ketinggian bagian depan motor (front ride height device) dan belakang motor (rear ride height device).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Front ride height device sendiri sudah resmi dilarang penggunaannya sejak musim 2023 ini. Menurut Dorna Sports, mengubah ketinggian kendaraan saat motor dipacu dengan kecepatan tinggi, sangat berisiko bagi pebalap. Setelah front ride height device, Dorna Sports juga memiliki rencana melarang rear ride height device.
Melihat rencana itu, General Manager di Ducati Corse Gigi Dall'Igna bersikeras memperjuangkan rear ride height device agar tetap bisa legal digunakan di MotoGP. Ketika Gigi berdiskusi mengenai regulasi teknis baru MotoGP untuk lima tahun 2027 hingga 2031, pria berusia 57 tahun itu ingin rear ride height device dijadikan sebagai perangkat buat membantu pebalap ketika ingin menyalip. Sebelumnya, perangkat ini hanya digunakan saat berakselerasi.
"Menurut ide saya dan ide Ducati, perangkat ini harus digunakan sebagai semacam 'sistem menyalip', yaitu untuk menyalip. Misalnya, Anda bisa mengizinkannya digunakan sepuluh kali di setiap balapan pada hari Minggu, jadi penggunaannya tidak lebih sering," kata pria berambut putih itu dikutip dari Speedweek.
Rencananya, perangkat rear ride height device ini bakal dilarang pada akhir 2026 menyusul berakhirnya perjanjian regulasi antara Dorna Sports dengan tim-tim pabrikan di MotoGP, sebelum mereka merancang aturan baru lagi yang digunakan untuk musim 2027-2031.
(lua/din)
Komentar Terbanyak
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Ternyata Gegara Ini Insinyur India Bikin Tikungan Flyover 90 Derajat