Casey Stoner yang pernah jadi juara dunia MotoGP penasaran dengan motor 500 cc dua tak. Baginya era motor 500 cc adalah motor terhebat dalam sejarah olahraga itu.
Tarik garis ke belakang, musim 2012 jadi sebuah era baru dalam gelaran Grand Prix MotoGP. Kapasitas mesin yang ditingkatkan adalah faktor utamanya.
Perubahan cc di ajang MotoGP sejatinya adalah bukan hal baru. Dalam dekade terakhir tercatat FIM dan Dorna sudah beberapa kali melakukannya.
GP 500 merupakan kelas utama balapan motor pada 1949-2001. Menariknya motor 500cc 2-tak kala itu dikenal sangat mengandalkan fisik dan kemampuan rider, berbahaya, serta tanpa teknologi seperti ECU, launch control dan anti-wheelie.
Di pertengahan tahun 1990-an silam, Indonesia pernah jadi tuan rumah MotoGP, ketika itu masih dengan motor 500 cc. Tercatat ada dua balapan dihelat di Sirkuit Sentul yakni di musim 1996 dan 1997. Era 500 cc terakhir kali dimenangkan oleh Valentino Rossi pada tahun 2001 dengan motor NSR500.
Setelah itu kelas MotoGP dimulai dengan mesin kapasitas 990 cc dengan mesin 4-tak selama 2002 hingga 2006. Stoner memulai debutnya di MotoGP pada tahun 2006 usai di musim sebelumnya menjadi runner-up di kelas 250cc. Ia pindah ke Ducati pada tahun 2007.
Karena alasan keamanan, kapasitasnya pun diturunkan menjadi hanya 800 cc pada periode 2007-2011. Dan satu tahun kemudian, motor-motor yang berlaga di kelas rajanya balap motor tersebut dibekali mesin 1000 cc. Selain kapasitas mesin, motor 1.000 cc MotoGP kini juga dilengkapi berbagai peranti canggih.
Kuri-kuri Boy membenarkan dirinya tumbuh bersama motor berteknologi tambahan pada kariernya. Meski demikian, dia tetap tertarik menjajal balapan dengan motor 500cc 2-tak.
"Bagiku motor terindah, motor yang benar-benar motor adalah motor era 500 cc. Aku menyesal belum pernah merasakan balapan dengan motor itu, karena mengendarai motor adalah seni," ujar Stoner dikutip dari Gazzetta, Senin (31/7/2023).
"Kemudian era elektronik dimulai, 2006-2007 bersama Ducati, kami masih menggunakan traksi kontrol yang terbatas, tapi kemudian batas itu terlampaui, aku tidak bisa lagi berkendara sesuka hati," tambah Stoner.
Di pabrikan asal Italia itulah Stoner merengkuh titel juara dunia pertamanya di tahun 2007. Empat musim berada di sana, rider 27 tahun itu memutuskan pindah ke Honda musim 2011 lalu. Dia menyabet gelar juara dunia keduanya usai meraih 17 podium dan 10 kemenangan.
Simak Video "Video: Quartararo Raih Pole di Kualifikasi MotoGP Belanda, Marc Marquez 4"
(riar/rgr)