Mau MotoGP Seru? Stoner Bilang Buang 'Sampah' Ini

Mau MotoGP Seru? Stoner Bilang Buang 'Sampah' Ini

Ridwan Arifin - detikOto
Minggu, 30 Jul 2023 09:01 WIB
VALENCIA, SPAIN - NOVEMBER 16:  16:  Casey Stoner of Australia and Ducati Team looks on in box during the MotoGp Tests In Valencia at Ricardo Tormo Circuit on November 16, 2016 in Valencia, Spain.  (Photo by Mirco Lazzari gp/Getty Images)
Casey Stoner Foto: Getty Images Sport/Mirco Lazzari gp
Jakarta -

Eks pebalap MotoGP, Casey Stoner kecewa terhadap MotoGP. Dia merasa balapan sudah monoton, tak ada lagi persaingan seimbang antar pabrikan.

Ducati memang superior tahun ini. Delapan motor turun, empat di antaranya berada di lima besar.

Pabrikan lain seperti KTM dan Aprilia hanya bisa memperebutkan sisa-sisa kemenangan. Yang terparah, Honda dan Yamaha sedang keteteran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Stoner, era MotoGP sekarang sudah terlalu banyak dibantu perangkat elektronik. Semua motor dibangun ke arah yang sama, hingga beberapa pabrikan, khususnya Jepang mengalami kesulitan.

"Setiap motor butuh mempunyai kekuatan dan kelemahannya masing-masing untuk keseimbangan kompetisi. Tapi, saat ini semua orang meniru yang terbaik, yang berarti semua tim mengembangkan diri ke arah yang sama. Sama seperti saya mencintai balapan, saya juga kecewa dengan pengembangan ini. Kami mempunyai lebih banyak komponen elektronik dibandingkan Formula 1. Ini harus dihentikan," kata Stoner dikutip dari Speedweek, Jumat (28/7/2023).

ADVERTISEMENT

Stoner bahkan ingin merombak MotoGP besar-besaran dengan mencoret beberapa peranti elektronik. Menurutnya hal itu bisa bikin balapan kompetitif lagi.

"Saya ingin melakukan perubahan pada format. Semua sampah harus dibuang, - tak boleh ada winglet, tak ada ride height device, tak ada no anti-wheelie control, dan minimal traction control harus minimal," kata Stoner.

"Biaya harus menurun dan aturan harus ada di tempatnya selama 10 tahun jadi pabrikan yang kalah bisa mengejar."

"Sekarang ini tak ada lagi wheelies di motor. Para rider mempunyai sedikit masalah mengendalikan motor. Dia hanya menarik gas sebuah motor dengan 280 tenaga kuda serta tak ada yang terjadi. Itu membuat frustasi," jelas dia lagi.

Orang Australia itu terutama mengkritik dominasi Ducati dalam beberapa tahun terakhir, yang juga terlihat jelas di musim ini. Setelah delapan balapan, lima pembalap Ducati menempati posisi 6 besar di klasemen MotoGP.

"Memiliki separuh pembalap yang mendikte apa yang terjadi di trek tidaklah adil dan itu bukan cara kerja kejuaraan dunia. Yang Anda butuhkan adalah aturan yang melarangnya dan itu harus dirumuskan sedemikian rupa sehingga tidak ada yang bisa menghindarinya," ujar dia.

Senada dengan Stoner, Direktur KTM Motorsport Pit Beirer mengkritisi pengembangan motor MotoGP saat ini. Menurut Beirer, motor MotoGP yang saat ini terlalu sarat komponen aerodinamika seperti mengulangi kesalahan yang dilakukan balap F1 (Formula 1) sepuluh tahun lalu.

"Saya tak mengerti, mengapa olahraga otomotif (MotoGP) kami yang hebat ini sekarang membuat kesalahan seperti yang dibuat di F1 sepuluh tahun lalu," jelas Beirer dikutip dari Marca.

Seepuluh tahun lalu balap mobil F1 melakukan perubahan besar-besaran dari segi regulasi teknis, yang juga mengatur perangkat aerodinamika.

(riar/lua)

Hide Ads