Beberapa pebalap menilai MotoGP sudah mulai membosankan. Sekarang, hasil race akan ditentukan sepenuhnya oleh hasil kualifikasi. Kenapa demikian?
Menurut pebalap kawakan, Aleix Espargaro, rider akan ngotot sejak sesi latihan bebas, bahkan tampil total sejak kualifikasi. Dia bilang jarak antar pebalap makin tipis, walhasil saat race berlangsung susah untuk menyalip, bahkan untuk naik posisi sekalipun.
Motor-motor MotoGP sekarang memang lebih kompetitif. Balapan menyisakan 13 race lagi, mahkota juara dunia musim ini tentu saja masih terbuka lebar. Terbukti dari tujuh balapan yang sudah digelar ada empat nama berbeda yang juara, Francesco Bagnaia (Portugal, Spanyol, dan Italia), Marco Bezzechi (Argentina dan Prancis), Alex Rins (Amerika Serikat), dan Jorge Martin (Jerman). Tapi memang Ducati begitu nampak superior di sini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu penyebab MotoGP jarang menyajikan aksi salip-menyalip lantaran kini banyak perangkat aerodinamika seperti winglet, spoiler, fairing, dan sebagainya. Seperti diketahui perangkat ini punya peran mengatur arah aliran udara yang menghantam motor saat melaju.
Downforce MotoGP disebut lebih baik di mana motor bisa lebih kuat menjejak aspal. Menurut Espargaro, salah satu imbasnya ban jadi lebih cepat panas, kecuali pebalap bisa menemukan jalur yang bersih dan udara yang melimpah untuk menyejukkan ban. Solusinya jadi yang terdepan.
Espargaro blak-blakan motor-motor MotoGP sekarang lebih susah dipakai untuk menyalip. Padahal penonton menanti dihibur aksi manuver pebalap. Semuanya sekarang tergantung pada hasil kualifikasi.
"Saya tidak ingin menyalahkan MotoGP, tetapi MotoGP sekarang membosankan. Ini semua tentang kualifikasi. Jika Anda melakukan kualifikasi dengan baik, maka Anda bisa melakukan balapan dengan baik karena semua angin segar yang Anda terima," ujar Espargaro dikutip dari The Race, Selasa (20/6/2023).
"Jika Anda kembali ke grid, meski Anda memiliki kecepatan yang sangat kuat, itu sangat sulit. Ini sulit dan membuat frustrasi. Ini semua tentang kualifikasi dan start, semuanya," kata Espargaro.
Dia bukan satu-satunya pembalap di Sachsenring yang mengekspresikan pandangan itu, dengan rekan senegaranya Raul Fernandez bahkan lebih frustrasi daripada Espargaro. Bahkan dia menyebut apa yang dilakukan oleh Marc Marquez merupakan pebalap yang berani mengambil risiko besar demi mendapatkan hasil kualifikasi terdepan.
"Sejujurnya saat ini kami memiliki masalah besar di kejuaraan karena 80% balapan dilakukan pada Sabtu pagi (kualifikasi)," ujar Raul Fernandez.
"Pada akhirnya, Anda tidak bisa menyalip. Inilah yang terjadi dalam balapan saya. Saya pikir, saya menyalip dua atau tiga pembalap di lap pertama, tetapi kemudian ketika saya mencoba menyalip yang lain, saya tidak dapat menghentikan motor karena slipstream," kata dia.
"Saya harus meluruskan motor dan melebar, karena jika tidak mungkin saya akan menyentuh tiga atau empat pembalap. Masalahnya adalah sekarang semua orang berada dalam posisi di mana kami mengambil banyak risiko. Anda melihat (Marc) Marquez di kualifikasi," tambahnya lagi.
(riar/rgr)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Gaya Merakyat Anies Baswedan di Formula E Jakarta, Duduk di Tribun Murah