Ducati Sukses di MotoGP karena Punya 8 Motor, Kuat Bayar Sampai Kapan?

Ducati Sukses di MotoGP karena Punya 8 Motor, Kuat Bayar Sampai Kapan?

Ridwan Arifin - detikOto
Kamis, 22 Des 2022 11:09 WIB
VALENCIA, SPAIN - NOVEMBER 06: Jack Miller of Australia and Ducati Lenovo Team, Fabio Quartararo of France and Monster Energy Yamaha MotoGP, Francesco Bagnaia of Italy and Ducati Lenovo Team, during the race of the Gran Premio Motul de la Comunitat Valenciana at Ricardo Tormo Circuit on November 06, 2022 in Valencia, Spain. (Photo by Eric Alonso/Getty Images)
Ducati yang perkasa dengan 8 motor di atas lintasan Foto: Eric Alonso/Getty Images
Jakarta -

Delapan motor Ducati nampaknya tidak akan permanen di atas lintasan MotoGP. General Manager Ducati Corse,Gigi Dall'Igna, bilang balapan dengan 8 motor itu memakan biaya yang besar.

Setelah 15 tahun, pabrikan Borgo Panigale sukses meraih title juara dunia MotoGP 2022. Tahun ini semakin manis untuk Ducati karena tampil dominan di dua kategori lainnya. Tim yang berbasis di Borgo Panigale itu berhak atas Triple Crown setelah memuncaki klasemen akhir tim dan konstruktor.

Kesuksesan itu tak lepas dari motor Ducati yang kompetitif. Bahkan jumlah motor Ducati sepertiga dari peserta MotoGP. Ducati menurunkan 8 motor dalam balapan musim ini. Pun tahun depan. Tapi sampai kapan?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dall'Igna mengungkapkan 8 motor di atas lintasan perlu biaya yang besar. Namun di sisi lain, hasilnya memang memuaskan.

"Pabrikan menggunakan uang yang besar untuk punya tim satelit dan kami (tim pabrikan), kita juga punya lebih dari satu tim privat, kami juga menawarkan mereka diskon untuk motor kami," kata Gigi Dall'Igna dikutip dari GPOne, Kamis (22/12/2022).

ADVERTISEMENT

"Ini bakal sangat sulit untuk bertahan pakai 8 motor dalam jangka waktu yang lama, tapi selama kita bisa, ya kita bakal lanjut," tambah dia.

Selain jumlah motor yang lebih banyak, strategi Ducati ialah merekrut pebalap muda. Nyatanya cara ini juga berhasil, Marco Bezzecchi jadi rookie of the year, Enea Bastianini finis ketiga, dan Pecco Bagnaia juara dunia.

Musim depan duet Francesco "Pecco" Bagnaia dan Enea Bastianini jadi satu hal yang dinantikan kiprahnya. Sebab kedua pebalap itu sama-sama ngotot ingin menang meski jadi rekan setim.

"Beberapa tahun yang lalu, kami fokus ke pebalap muda. Saya senang bekerja dengan anak muda, tapi bisa bahaya juga karena mereka bisa kehilangan arah dan tidak bisa mewujudkan talentanya," tambah dia.

"Kami juga menambah banyak jumlah motor dan pebalap di lintasan, dan inilah strategi yang sudah terbayar. Kami memilih dengan baik dan sekarang punya pebalap yang kuat," jelas Gigi.




(riar/din)

Hide Ads