Managing Director Yamaha Motor Racing, Lin Jarvis blak-blakan tentang kelemahan Yamaha pada 2022. Menurutnya pabrikan garpu tala sudah tertinggal jauh dari Ducati.
Fabio Quartararo, rider Monster Yamaha Factory Team berjuang sendirian dalam beberapa bulan terakhir melawan dominasi Ducati. Sejak MotoGP Jerman ke MotoGP Sepang, Francesco Bagnaia berhasil mengumpulkan 91 poin, posisi Quartararo di puncak klasemen pun disalip!
Yamaha dihadapkan pada kenyataan setelah General Manager Ducati Corse, Gigi Dall'Igna sembilan tahun bertugas, dia telah membangun Desmosedici yang kompetitif di semua sisi, bukan hanya sirkuit yang mengandalkan trek lurus seperti Mugello, Catalunya dan Spielberg.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di musim ini, Ducati sudah meraih dua belas kemenangan, 29 podium dan 15 pole position sebelum GP Valencia. Menariknya empat pebalap Ducati berada di 7 besar klasemen MotoGP 2022.
Lin Jarvis mengakui Ducati sudah berkembang lebih jauh sejak terakhir memenangkan gelar pada 2007 silam bersama Casey Stoner.
"Di masa lalu kami selalu tahu bahwa kami memiliki kelemahan pada sepeda motor kami. Tapi kami juga tahu kekuatan M1. Ini telah memungkinkan kami untuk memenangkan enam kejuaraan dunia sejak gelar Ducati terakhir pada tahun 2007 - dengan Valentino, Jorge Lorenzo dan Fabio," kata Lin Jarvis dikutip dari Speedweek, Rabu (26/10/2022).
"Tapi kami tidak lagi memiliki keuntungan pada tahun 2022. Mereka (Ducati) telah meningkatkan stopping power, menikung, berbelok, dan kecepatan menikung mereka. Selain itu, mereka memiliki mesin yang sangat, sangat kuat," jelas Lin Jarvis.
Jarvis melanjutkan kehebatan motor Ducati dibuktikan saat balapan, tidak hanya satu pebalap yang bisa berada di garis depan. Beda dengan Yamaha yang kini hanya mengandalkan Fabio Quartararo.
"Jika Anda melihat sekelompok pebalap Ducati yang biasanya berada di depan, tidak pernah ada satu orang pun, melainkan sekelompok. Anda telah berada di podium MotoGP dengan tujuh pembalap berbeda tahun ini. Ini adalah paket yang kuat. Dan sulit ketika, dalam kasus Yamaha, Anda hanya memiliki satu pebalap yang dapat memberikan performa maksimal," ujar Jarvis.
Lebih lanjut dia juga mengatakan kecil kemungkinannya bisa lebih kompetitif dari Ducati di musim 2023. Meski begitu, Jarvis percaya diri karena merekrut mantan kepala pengembangan mesin Formula 1 Ferrari dan Toyota, Luca Marmorini.
"Dari posisi kami sekarang, kecil kemungkinan kami bisa memangkas jarak dengan motor-motor terkuat di awal musim 2023," kata Jarvis.
"Tetapi kami yakin dan bersikap tenang, kami akan menghilangkan cara dan kesalahan yang kami buat di musim 2022. Kami mulai bekerja dengan Marmorini dan kelompoknya pada bulan Januari. Kami sekarang melihat manfaat dari perubahan gaya dan permainan ini," tambah Jarvis.
(riar/rgr)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!