Suzuki Pakai Teknologi Militer di MotoGP

Suzuki Pakai Teknologi Militer di MotoGP

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Selasa, 24 Mei 2022 17:18 WIB
Suzuki Spanish rider Alex Rins (C) sits in the box waiting to start the second practice session of the MotoGP Spanish Grand Prix at the Jerez racetrack in Jerez de la Frontera on April 29, 2022. (Photo by JAVIER SORIANO / AFP)
Foto: Suzuki pakai teknologi militer ini di MotoGP (AFP/JAVIER SORIANO)
Jakarta -

Suzuki di MotoGP ternyata memanfaatkan teknologi militer. Teknologi itu digunakan untuk perangkat komunikasi tim Suzuki di MotoGP.

Menurut insinyur data tim Suzuki Claudio Rainato, jangkauan dan transmisi sistem komunikasi yang diadopsi dari militer itu sangat besar. Sistem ini memuluskan komunikasi antaranggota tim Suzuki.

"Kami menggunakan teknologi yang berasal dari militer untuk komunikasi. Ini adalah sistem radio dan tidak memerlukan WiFi atau frekuensi radio. Artinya, ia bekerja dengan sangat baik dalam jarak beberapa kilometer, sehingga kami dapat berkomunikasi dengan sangat baik di mana-mana," katanya seperti dikutip Speedweek.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, penerapan teknologi militer untuk komunikasi di MotoGP ini sangat menguntungkan ketika segala sesuatunya harus dilakukan dengan cepat. Misalnya, jika ada perubahan cuaca yang tiba-tiba atau jika pebalap mengalami kecelakaan saat kualifikasi.

"Anggota tim yang berkomunikasi dengan kami dapat memberikan kami detik atau bahkan menit penting. Kami tahu dengan sangat cepat jika ada kecelakaan, masalah teknis, atau jika hujan mulai turun. Kalau tidak, kami harus menunggu sampai hujan turun di pit lane atau sampai terlihat di layar TV," tegas Rainato.

ADVERTISEMENT

"Komunikasi dapat membawa kita pada saat yang tepat dan pada akhirnya memutuskan apakah kita menang atau kalah."

"Dasarnya dibentuk oleh headphone, radio dan jaringan tertentu, perangkat lunak dan perangkat keras. Ada beberapa berita penting yang kami butuhkan secepatnya, ada saluran yang berbeda untuk itu. Satu saluran untuk setiap sisi garasi, satu saluran untuk manajemen, mereka dapat mendengarkan kedua sisi."

Dia melanjutkan, ada grup utama yang menghubungkan antara mekanik, kepala kru, dan teknisi elektronik. Kelompok itu terus-menerus mendengarkan dan berbicara satu sama lain. Tentu saja komunikasi antara tim Joan Mir dan Alex Rins dipisahkan sehingga kedua pihak itu tidak dapat saling mendengar.

"Manajer tim dan pemimpin proyek memiliki kemampuan untuk mendengarkan di mana saja. Hal yang sama berlaku kepada orang-orang yang bekerja dengan data di latar belakang. Anda dapat bergabung dalam hal-hal penting," ujarnya.

Kepala Kru Joan Mir, Frankie Carchedi, menambahkan sistemnya bekerja dengan sangat baik. Dia bilang, komunikasi antar tim menjadi berjalan lancar.

"Kadang-kadang saya membiarkan mikrofon menggantung atau turun, atau lupa menekan tombol untuk mengaktifkan mikrofon. Dan kru saya tidak mengerti apa-apa. Hal lain yang bisa salah adalah jika saya meminta informasi saat motor melaju di trek lurus dan kemudian saya tidak mendengar apa-apa!" kata Frankie.

"Harus menekan tombol untuk berbicara ada manfaatnya. Saya tidak bisa secara tidak sengaja mengutuk di depan rekan-rekan. Atau berteriak di telinga mereka atau mengatakan sesuatu yang bodoh ketika saya melihat monitor TV selama sesi," ucapnya.




(rgr/dry)

Hide Ads