Pakar Manajemen dan Guru Besar Ekonomi Universitas Indonesia Profesor Rhenald Kasali menilai pawang hujan pada perhelatan MotoGP Indonesia merupakan satu trik marketing yang cerdas. Aksi pawang hujan Rara Istiati Wulandari itu terbukti menjadi bahan perbincangan di seluruh dunia.
Bahkan aksi Rara juga mendapat perhatian tersendiri dari para pebalap yang berlaga di Pertamina Grand Prix of Indonesia itu. Tak sekadar perhatian, pebalap Monster Yamaha Fabio Quartararo terlihat berani memparodikan Rara saat melakukan ritual.
![]() |
"Kemarin atletnya terpancing dan ikut-ikutan, itu bagus banget karena di negara lain tidak seperti itu," kata Rhenald saat dihubungi detikOto belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Founder rumah perubahan ini menilai pawang hujan merupakan salah satu budaya Indonesia yang 'dijual' untuk menarik perhatian masyarakat di seluruh dunia. Dengan begitu diharapkan turis asing yang datang ke Indonesia lebih banyak baik untuk tujuan wisata ataupun menonton MotoGP di Pertamina Mandalika International Street Circuit.
Untuk event international sekelas MotoGP bagi Rhenald bukan hal asing untuk memperkenalkan budaya yang dimiliki negara itu sendiri. Termasuk mengenalkan pawang hujan. Di Indonesia pawang hujan bisa dibilang menjadi tradisi.
Jasa pawang hujan kerap digunakan untuk mengantisipasi guyuran hujan saat berlangsungnya suatu acara. Umumnya pawang hujan beraksi tanpa diketahui. Tapi di MotoGP Mandalika ceritanya jadi lain.
Aksi pawang hujan terang-terangan disorot kamera dan ditayangkan pada siaran langsung MotoGP. Setelahnya, akun MotoGP dan beberapa media asing juga mengucapkan terima kasih sembari memajang foto Rara.
"Justru kalau dia diam-diam itu bukan gimmick marketing, dia biar kelihatan turis, menurut saya itu sah, malah pinter, malah smart gitu semua mata tertuju ke sana" beber Rhenald.
(dry/din)
Komentar Terbanyak
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Ternyata Gegara Ini Insinyur India Bikin Tikungan Flyover 90 Derajat