Ducati jadi pabrikan yang rajin membuat inovasi di MotoGP. Honda, Yamaha, Suzuki, Aprilia, dan KTM disebut mengkritik inovasi terbaru Ducati Desmosedici GP22.
Pada periode sebelumnya, Ducati sudah menjadi pelopor dalam menciptakan inovasi, mulai dari winglet, wheel cover, pendingin swing arm, holeshot device hingga salad box di belakang motor.
Dalam sesi tes pramusim di Sepang dan Mandalika, Desmosedici GP22 terpasang perangkat baru "front ride-height device" atau "front ride height adjuster".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Manajer Tim Red Bull KTM, Francesco Guidotti mengatakan, perangkat baru tersebut bisia membuat bengkak anggaran dan hanya buang-buang waktu.
"Ya, begitulah keadaannya saat ini. Tapi ini bukan tentang posisi KTM, ini tentang posisi aliansi pabrikan MSMA (Asosiasi pabrikan).
Di MSMA, lima dari enam produsen mendukung pelarangan perangkat jenis ini," kata dia dikutip dari Speedweek.
"Kami mencoba untuk menegakkan itu. Karena itu buang-buang waktu dan buang-buang uang," tambah Guidotti.
Pernyataan Guidotti senada dengan Technical Manager KTM, Sebastian Risse.
View this post on Instagram
"Tidak ada yang antusias berinvestasi dalam teknologi zaman batu seperti itu," kata Risse.
Di sisi lain, perangkat baru itu dinilai masih sesuai dengan peraturan karena sistem diaktifkan dan dinonaktifkan secara manual. Saat ini produsen lain tidak bisa berbuat apa-apa.
Melalui perangkat front ride-height device, motor akan terlihat cepar, namun berfungsi ganda yang lebih fungsional. Di mana perangkat holeshot lama adalah kait sederhana, yang baru jauh lebih canggih. Bisa digunakan saat sudut keluar, serta start balapan.
Boss Dorna, Carmelo mengatakan perangkat baru ini akan terus tetap dipantau.
"Memang benar perangkat untuk belakang dan depan legal menurut peraturan hari ini. Tapi kami tidak ingin menambah kecepatan atau biaya," jelas CEO Dorna Carmelo Ezpeleta.
(riar/din)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah