Valentino Rossi menutup karir di tim satelit Petronas Yamaha SRT, tapi perjalanannya selama satu musim terakhir tidak berjalan mulus. Bos Petronas SRT, Razlan Razali bahkan blak-blakan menyesal pernah merekrut The Doctor.
Pebalap berusia 42 tahun itu hanya mengarungi satu musim bersama Petronas Yamaha SRT. Dia bertukar posisi dengan Fabio Quartararo, yang naik ke tim pabrikan. Rossi ditandem dengan Franco Morbidelli.
Kiprah Rossi saat bekerjasama dengan Petronas Yamaha SRT membuat eks mantan bos Petronas SRT yang kini berganti nama jadi WITHU Yamaha RNF dihantui penyesalan. Dia bilang sempat mendapat perpanjangan kontrak lebih awal setelah kesuksesan Franco Morbidelli finis runner up, dan Quartararo memenangi tiga balapan di musim 2020.
Baca juga: Lorenzo: Yamaha Belum Setara dengan Ducati |
"Kalau waktu bisa diputar kembali, saya akan memutuskan pada Juni 2021 untuk menerima penawaran pertama Petronas. Tapi saya melakukan negosiasi untuk mendapatkan lebih banyak uang," kata Razali seperti dikutip Speedweek, Rabu (1/12/2021).
"Sejujurnya, saya tidak seharusnya merekrut Rossi!," imbuh Razali.
"Selalu ada anggapan bahwa kami tidak punya pilihan karena merekrut Valentino untuk musim 2021. Ada anggapan bahwa kami di bawah tekanan dari Yamaha. Tapi tidak, ketika itu tidak ada tekanan," ungkapnya.
Razali bilang sebelumnya sempat yakin bahwa Rossi bisa membawa timnya ke grid terdepan. Tapi prediksinya keliru.
"Saya skeptis, hingga Valentino bisa finis ketiga di podium bersama Fabio dan Vinales di seri kedua Jerez GP pada Juli 2020. Ketika saya berdiri di samping ketiga pebalap, saya berpikir 'Oke, mungkin orang ini (Rossi) bisa melakukannya'," ujar Razali.
Saat keputusan sudah terlanjur dibuat pada medio 2020, Razali kemudian melihat performa Rossi menurun setelah melakoni 9 balapan MotoGP. Diketahui The Doctor juga absen dua balapan karena terinfeksi COVID-19, setelah sembuh Rossi belum mencerminkan statusnya sebagai legenda MotoGP. Saat kembali balapan, dia retired di GP Eropa, dan finis di luar 10 besar pada GP Valencia dan Portugal.
"Setelah itu (terinfeksi COVID-19), hasilnya jadi jelek. Tapi keputusan untuk Valentino sudah dibuat," tambah Razali.
Peruntungan juara dunia dunia sembilan kali itu belum tokcer setelah pindah ke tim pabrikan Yamaha ke satelit, Petronas SRT. Rossi harus jatuh bangun mengejar rider-rider yang lebih muda selama musim 2021.
Paruh pertama musim 2021, Rossi belum mencerminkan statusnya sebagai pebalap top, dia bahkan hanya tiga kali mencetak poin dari tujuh balapan pertama.
Selanjutnya Rossi terjatuh di Portimao dan Catalunya. Dua kali juga The Doctor finis di luar zona poin di Doha dan Spanyol. Satu-satunya capaian terbaik Rossi sebelum pensiun, yakni menempati posisi 8 dalam guyuran hujan MotoGP Austria.
"Saya pikir Valentino menempatkan dirinya sendiri di bawah tekanan. Para pebalap muda jauh lebih kencang. Valentino memang membalap lebih baik di waktu putaran daripada sebelumnya, tapi itu tidak cukup. Dia menginginkan kesuksesan, hati dan kepalanya siap tapi badannya tidak," kata Razali.
Simak Video "Video: Quartararo Raih Pole di Kualifikasi MotoGP Belanda, Marc Marquez 4"
(riar/rgr)