Vinales dan Pebalap-pebalap MotoGP yang Putus Kontrak di Tengah Jalan

Vinales dan Pebalap-pebalap MotoGP yang Putus Kontrak di Tengah Jalan

Ilham Satria Fikriansyah - detikOto
Rabu, 30 Jun 2021 19:05 WIB
Yamaha rider Maverick Vinales of Spain waves after the MotoGP race at the Dutch Grand Prix in Assen, northern Netherlands, Sunday, June 27, 2021. (AP Photo/Peter Dejong)
Maverick Vinales dan beberapa pebalap lain yang putus kontrak dengan timnya di tengah jalan (AP/Peter Dejong)
Jakarta -

Maverick Vinales memutuskan untuk mengakhiri kontraknya dengan Monster Energy Yamaha MotoGP di akhir musim. Keputusan ini diambil oleh Top Gun karena hubungan yang memburuk antara dirinya dengan Yamaha. Vinales bukan rider pertama yang putus kontrak di tegah jalan karena selisih pendapat.

Kebersamaan Maverick Vinales dan Yamaha akan berakhir setelah MotoGP 2021 tuntas. Rider asal Spanyol itu memutuskan keluar di akhir musim lebih cepat dari kontrak yang sejatinya baru usai pada 2022.

Bukan Vinales saja yang mengalami hal seperti ini. Beberapa musim lalu ada sejumlah rider yang terpaksa mengakhiri kontrak dengan tim balapnya karena berbagai masalah. Mereka berpisah di tengah jalan, saat kontrak sebenarnya belum habis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari Visordown, berikut ini sejumlah rider MotoGP yang memutuskan kontraknya dengan tim balap akibat diterpa masalah dan hubungan yang kurang harmonis.

ADVERTISEMENT

1. Johann Zarco

Sebelum bergabung dengan tim satelit Pramac Ducati musim ini, Zarco sebelumnya pernah bergabung satu musim dengan tim KTM di kelas MotoGP pada 2019. Namun sayang, performanya saat di KTM tak bisa dikatakan gemilang dan sulit meraih hasil positif.

Saat di KTM, ia diharapkan bisa tampil kencang di lintasan. Namun, rider asal Prancis ini punya gaya balap yang halus. Karena itu, Zarco merasa kesulitan dan tidak bisa menemukan titik nyamannya saat menunggangi motor KTM.

Ducati Pramac Racing French rider Johann Zarco competes during the 1st free practice session of the French Moto GP Grand Prix in Le Mans, northwestern France on May 14, 2021. (Photo by JEAN-FRANCOIS MONIER / AFP)Johann Zarco Foto: AFP/JEAN-FRANCOIS MONIER

Ditambah lagi pada saat bersama KTM, Zarco lebih sering mengalami crash di trek. Paling diingat adalah ketika ia bertabrakan dengan pebalap KTM Tech 3 saat itu, Miguel Oliveira di MotoGP Inggris. Setelah terjatuh, keduanya gagal melanjutkan balapan dan muncul perselisihan di antara mereka.

Dengan begitu, kedua pihak antara Zarco dan KTM memutuskan membatalkan kontrak selama dua tahun menjadi satu tahun saja, lalu dikurangi menjadi enam bulan saja hingga Zarco dikeluarkan dari line up KTM MotoGP di sisa musim 2019.

2. Jorge Lorenzo

Pada musim 2019, Jorge Lorenzo mendapat tawaran untuk bergabung dengan tim Repsol Honda mendampingi Marc Marquez dengan durasi kontrak dua tahun. Keputusan ini diambil Lorenzo untuk menggantikan posisi Dani Pedrosa dan ia diharapkan jadi sosok pengganti yang cocok di tim Honda.

Namun ternyata, motor RC213V dibuat sesuai dengan visi Marquez dan gaya balapnya. Lorenzo jadi kesulitan untuk beradaptasi dengan motor barunya, ditambah pada sesi pra musim dirinya mengalami crash dan kehilangan sebagian rasa percaya diri.

KUALA LUMPUR, MALAYSIA - FEBRUARY 09:  Jorge Lorenzo of Spain and Monster Energy Yamaha MotoGP Team rounds the bend during the MotoGP Pre-Season Tests at Sepang Circuit on February 09, 2020 in Kuala Lumpur, Malaysia.  (Photo by Mirco Lazzari gp/Getty Images)Jorge Lorenzo Foto: Mirco Lazzari gp / Getty Images

Penampilannya di musim itu juga jauh dari harapan. Setelah terjatuh saat mengikuti tes di Catalunya, ia kembali mengalami crash pada sesi latihan FP1 di MotoGP Belanda. Setelah itu ia terpaksa harus absen pada beberapa seri berikutnya.

Usai melewati musim pertama di Honda yang buruk, pebalap berjuluk Por Fuera ini memutuskan untuk mengakhiri kontrak lebih cepat di akhir 2019 dan memilih gantung helm.

3. Cal Crutchlow

Pada musim 2014, Cal Crutchlow resmi bergabung bersama Ducati dengan kontrak selama dua musim untuk menggantikan posisi Valentino Rossi. Bergabung dengan rekan setim yakni Andrea Dovizioso, Crutchlow diharapkan bisa memberikan hasil terbaik bagi pabrikan asal Italia tersebut.

Namun sayang, sejak awal musim dirinya sudah mengalami sejumlah masalah pada motornya. Tampil di MotoGP Qatar, transponder miliknya tidak berfungsi dengan baik yang menyebabkan kelistrikan pada Desmosedicinya sulit dikendalikan.

Belum lagi sejumlah isu lainnya seperti pada ban yang menyebabkan pebalap asal Inggris tersebut beberapa kali crash. Baru jalan semusim di Ducati, pada akhirnya Cal Crutchlow memutuskan hengkang dari Ducati di akhir tahun dan kemudian hijrah ke LCR Honda.

Cal Crutchlow pada konferensi pers jelang MotoGP Portugal 2020.Cal Crutchlow pada konferensi pers jelang MotoGP Portugal 2020. Foto: Dorna Sports

4. Maverick Vinales

Terakhir dan baru saja terjadi adalah Maverick Vinales. Meski tampil apik pada seri pembuka MotoGP Qatar dengan meraih kemenangan, namun Vinales merasa ada sejumlah keluhan pada motornya hingga setelah itu tampil kurang optimal. Pebalap berjuluk Top Gun tersebut berusaha untuk memberikan masukan kepada tim Yamaha agar bisa merubah motornya, namun sayang tidak didengar.

Hal tersebut yang membuat Vinales merasa kesal karena keluhan soal motornya diabaikan. Alhasil, sejak MotoGP Qatar dirinya gagal meraih podium di seri selanjutnya, sampai akhirnya menjadi runner-up di MotoGP Belanda akhir pekan lalu.

Selain itu, keputusan Yamaha untuk menunjuk Silvano Galbusera sebagai crew chief baru Vinales di tengah musim diyakini juga berperan dalam keputusan ini. Crew chief sebelumnya, yakni Esteban Garcia, merupakan teman Vinales.




(din/din)

Hide Ads