Maverick Vinales memutuskan untuk mengakhiri kontraknya dengan Monster Energy Yamaha MotoGP di akhir musim. Keputusan ini diambil oleh Top Gun karena hubungan yang memburuk antara dirinya dengan Yamaha. Vinales bukan rider pertama yang putus kontrak di tegah jalan karena selisih pendapat.
Kebersamaan Maverick Vinales dan Yamaha akan berakhir setelah MotoGP 2021 tuntas. Rider asal Spanyol itu memutuskan keluar di akhir musim lebih cepat dari kontrak yang sejatinya baru usai pada 2022.
Bukan Vinales saja yang mengalami hal seperti ini. Beberapa musim lalu ada sejumlah rider yang terpaksa mengakhiri kontrak dengan tim balapnya karena berbagai masalah. Mereka berpisah di tengah jalan, saat kontrak sebenarnya belum habis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari Visordown, berikut ini sejumlah rider MotoGP yang memutuskan kontraknya dengan tim balap akibat diterpa masalah dan hubungan yang kurang harmonis.
Baca juga: Vinales Mau Gabung Tim MotoGP Milik Rossi? |
1. Johann Zarco
Sebelum bergabung dengan tim satelit Pramac Ducati musim ini, Zarco sebelumnya pernah bergabung satu musim dengan tim KTM di kelas MotoGP pada 2019. Namun sayang, performanya saat di KTM tak bisa dikatakan gemilang dan sulit meraih hasil positif.
Saat di KTM, ia diharapkan bisa tampil kencang di lintasan. Namun, rider asal Prancis ini punya gaya balap yang halus. Karena itu, Zarco merasa kesulitan dan tidak bisa menemukan titik nyamannya saat menunggangi motor KTM.
![]() |
Ditambah lagi pada saat bersama KTM, Zarco lebih sering mengalami crash di trek. Paling diingat adalah ketika ia bertabrakan dengan pebalap KTM Tech 3 saat itu, Miguel Oliveira di MotoGP Inggris. Setelah terjatuh, keduanya gagal melanjutkan balapan dan muncul perselisihan di antara mereka.
Dengan begitu, kedua pihak antara Zarco dan KTM memutuskan membatalkan kontrak selama dua tahun menjadi satu tahun saja, lalu dikurangi menjadi enam bulan saja hingga Zarco dikeluarkan dari line up KTM MotoGP di sisa musim 2019.
2. Jorge Lorenzo
Pada musim 2019, Jorge Lorenzo mendapat tawaran untuk bergabung dengan tim Repsol Honda mendampingi Marc Marquez dengan durasi kontrak dua tahun. Keputusan ini diambil Lorenzo untuk menggantikan posisi Dani Pedrosa dan ia diharapkan jadi sosok pengganti yang cocok di tim Honda.
Namun ternyata, motor RC213V dibuat sesuai dengan visi Marquez dan gaya balapnya. Lorenzo jadi kesulitan untuk beradaptasi dengan motor barunya, ditambah pada sesi pra musim dirinya mengalami crash dan kehilangan sebagian rasa percaya diri.
![]() |
Penampilannya di musim itu juga jauh dari harapan. Setelah terjatuh saat mengikuti tes di Catalunya, ia kembali mengalami crash pada sesi latihan FP1 di MotoGP Belanda. Setelah itu ia terpaksa harus absen pada beberapa seri berikutnya.
Usai melewati musim pertama di Honda yang buruk, pebalap berjuluk Por Fuera ini memutuskan untuk mengakhiri kontrak lebih cepat di akhir 2019 dan memilih gantung helm.
3. Cal Crutchlow
Pada musim 2014, Cal Crutchlow resmi bergabung bersama Ducati dengan kontrak selama dua musim untuk menggantikan posisi Valentino Rossi. Bergabung dengan rekan setim yakni Andrea Dovizioso, Crutchlow diharapkan bisa memberikan hasil terbaik bagi pabrikan asal Italia tersebut.
Namun sayang, sejak awal musim dirinya sudah mengalami sejumlah masalah pada motornya. Tampil di MotoGP Qatar, transponder miliknya tidak berfungsi dengan baik yang menyebabkan kelistrikan pada Desmosedicinya sulit dikendalikan.
Belum lagi sejumlah isu lainnya seperti pada ban yang menyebabkan pebalap asal Inggris tersebut beberapa kali crash. Baru jalan semusim di Ducati, pada akhirnya Cal Crutchlow memutuskan hengkang dari Ducati di akhir tahun dan kemudian hijrah ke LCR Honda.
![]() |
4. Maverick Vinales
Terakhir dan baru saja terjadi adalah Maverick Vinales. Meski tampil apik pada seri pembuka MotoGP Qatar dengan meraih kemenangan, namun Vinales merasa ada sejumlah keluhan pada motornya hingga setelah itu tampil kurang optimal. Pebalap berjuluk Top Gun tersebut berusaha untuk memberikan masukan kepada tim Yamaha agar bisa merubah motornya, namun sayang tidak didengar.
Hal tersebut yang membuat Vinales merasa kesal karena keluhan soal motornya diabaikan. Alhasil, sejak MotoGP Qatar dirinya gagal meraih podium di seri selanjutnya, sampai akhirnya menjadi runner-up di MotoGP Belanda akhir pekan lalu.
Selain itu, keputusan Yamaha untuk menunjuk Silvano Galbusera sebagai crew chief baru Vinales di tengah musim diyakini juga berperan dalam keputusan ini. Crew chief sebelumnya, yakni Esteban Garcia, merupakan teman Vinales.
(din/din)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?