Flag-to-Flag bikin Chaos GP Prancis, Ini Sejarah dan Aturannya

Flag-to-Flag bikin Chaos GP Prancis, Ini Sejarah dan Aturannya

Muhammad Hafizh Gemilang - detikOto
Jumat, 21 Mei 2021 12:10 WIB
(from L) Repsol Honda Teams Spanish rider Marc Marquez competes ahead Monster Energy Yamaha MotoGP French rider Fabio Quartararo, during the French MotoGP, in Le Mans, northwestern France, on May 16, 2021. (Photo by JEAN-FRANCOIS MONIER / AFP)
Sirkuit basah di MotoGP Prancis. Foto: AFP/JEAN-FRANCOIS MONIER
Jakarta -

Pada ajang MotoGP Prancis yang digelar di Sirkuit Le Mans, Minggu (16/5) kemarin, cuaca labil membuat balapan harus beradaptasi.

Balapan baru berjalan lima lap, hujan turun. Pembalap harus melihat bendera putih berkibar tanda flag-to-flag dan harus bergegas menuju pit untuk mengganti motornya yang sudah di-set menggunakan ban basah.

Kekacauan terjadi pada saat prosedur flag-to-flag ini berlangsung. Dari mulai Miller dan Bagnaia yang terkena penalti akibat melaju terlalu kencang di pit, Quartararo yang salah berhenti dan hampir salah ambil motor, hingga Rossi yang merasa situasi ini berbahaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya pribadi tidak suka dengan flag-to-flag race, karena ini sangat berbahaya. Selain itu, ini membuat kita lebih stress, sulit dan lebih bahaya," ujar Rossi seperti yang dikutip dari The Race.

Flag-to-flag ini sebenarnya bukan kali pertama terjadi di MotoGP. Dilansir dari The Race, balapan dengan format flag-to-flag seperti ini sudah terjadi sejak 2005 dan menggantikan format sebelumnya yang menghentikan balapan ketika turun hujan, alias red flag.

ADVERTISEMENT

Adanya aturan flag-to-flag ini membuat pembalap diizinkan untuk menukar motornya selama balapan MotoGP berlangsung, jika cuaca tiba-tiba berubah dari kering menjadi basah ataupun sebaliknya.

Dengan tanda pengibaran bendera putih dari marshal, pembalap diizinkan untuk kembali ke pit dan pergantian motor tentu harus dilakukan di area pit lane.

"Tim bisa memilih untuk menggunakan setup motor dengan ban basah maupun kering. Selain itu, penyesuaian setelan juga diizinkan untuk dilakukan. Penggunaan selimut pemanas ban (tyre warmer) juga diperbolehkan untuk mendapatkan suhu ideal pada ban," papar MotoGP.

Selama periode flag-to-flag, kru dan ofisial tim harus memposisikan motor sedemikian rupa. Motor diperbolehkan untuk bersiap dalam keadaan mesin menyala, namun posisi gigi haruslah dalam kondisi netral.

MotoGP memaparkan, setiap tim bertanggung jawab akan keselamatan seluruh pengendara, dari mulai masuk pit hingga keluar pit. Selain itu, maksimal hanya lima mekanik yang boleh berada di area pit lane ketika flag-to-flag sedang berlangsung.

Dalam sejarah MotoGP, hingga musim 2021 ini Marc Marquez menjadi salah satu pembalap yang paling sukses dalam lomba flag-to-flag ini. Tercatat sepanjang 2013 hingga 2017, Marquez memenangi lima dari enam balapan kondisi ini. Tepatnya pada Assen 2014, Misano 2015, Argentina dan Sachsenring 2016 serta Brno 2017. Namun pada lomba flag-to-flag di Le Mans 2021 ini, Marquez tidak dapat menuntaskan balap, meski sempat berada di posisi terdepan pasca flag-to-flag.




(rgr/din)

Hide Ads