Kehabisan Jatah Mesin, Yamaha Terancam Penalti?

Kehabisan Jatah Mesin, Yamaha Terancam Penalti?

Tim detikcom - detikOto
Senin, 03 Agu 2020 07:47 WIB
JEREZ DE LA FRONTERA, SPAIN - JULY 26:   Maverick Vinales of Spain and Monster Energy Yamaha MotoGP Team leads the field during the MotoGP race during the MotoGP of Andalucia - Race at Circuito de Jerez on July 26, 2020 in Jerez de la Frontera, Spain. (Photo by Mirco Lazzari gp/Getty Images)
Pebalap Yamaha sudah menggunakan empat dari lima mesin yang dijatah. Bahkan Vinales sudah membuka segek kelima mesin. Foto: Getty Images/Mirco Lazzari gp
Jakarta -

Motor Yamaha di gelaran MotoGP saat dua seri pembuka (MotoGP Spanyol dan MotoGP Andalusia) mengalami masalah pada mesinnya. Valentino Rossi dan Franco Morbidelli menjadi korbannya. Maverick Vinales pun mengalami keganjilan pada mesin motornya.

Yamaha sedang menganalisis masalah pada mesin motor YZR-M1 dan dibawa ke Jepang. Alhasil, segel mesin Yamaha lainnya pun harus dibuka untuk digunakan dalam balapan.

Untuk diketahui, tim yang dianggap kuat di MotoGP (Honda, Yamaha, Suzuki dan Ducati) hanya boleh menggunakan lima mesin di 14 seri MotoGP musim ini, dan pendatang baru seperti KTM dan Aprilia memiliki jatah tujuh mesin. Siapa pun yang menggunakan mesin tambahan akan dikenakan sanksi. Sanksinya bisa start dari posisi belakang atau start dari pit lane.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam sebuah dokumen Dorna Sport diketahui Vinales telah membuka segel kelima mesinnya yang dialokasikan musim ini. Sementara tiga pebalap Yamaha lainnya sudah membuka empat segel mesin. Satu mesin Vinales dan satu mesin Rossi telah dihapus dari daftar karena dikirim ke Jepang untuk dianalisis masalahnya.

Menurut informasi dari Speedweek, pebalap Yamaha telah menggunakan mesin ketiga, keempat bahkan mesin kelima (Vinales) lebih awal. Padahal, masih ada 12 seri balapan lagi yang akan digelar musim ini.

ADVERTISEMENT

Mesin motor MotoGP harus melahap sekitar 500 km per seri MotoGP. Dengan mesin yang terbatas, Managing Director Yamaha Racing, Lin Jarvis, mengatakan tim memiliki pilihan lain jika terpaksa harus menggunakan mesin tambahan (di luar lima mesin yang telah dialokasikan), yakni menjalani sanksi.

"Kami telah melihat detail peraturan. Ada opsi untuk start dari posisi akhir (untuk menyelesaikan hukuman). Tapi kami pikir tidak perlu bagi pebalap kami. Kami akan memenuhi kebutuhan dengan lima mesin," kata Lin Jarvis seperti dikutip Speedweek.

Mesin motor MotoGP biasanya melaju 2.400 km hingga 3.000 km, bahkan bisa lebih. Dalam keadaan darurat, ini juga kemungkinan membutuhkan tiga atau empat mesin, jika tidak ada kerusakan mesin lebih lanjut terjadi.

Sanksi akibat menggunakan mesin tambahan dari yang sudah dialokasikan pernah terjadi di GP Valencia 2017. Saat itu, Pol Espargaro harus start dari pit lane karena menggunakan mesin KTM-RC16 kesepuluhnya dari kuota sembilan mesin selama satu musim.




(rgr/din)

Hide Ads