RI Incar Peluang Jadi Bus Jamaah Haji di Arab Saudi

RI Incar Peluang Jadi Bus Jamaah Haji di Arab Saudi

Luthfi Anshori - detikOto
Jumat, 06 Mar 2020 08:58 WIB
Bus Adiputro
Indonesia menargetkan jadi penyedia bus haji di Arab Saudi (Luthfi Ansori/detikOto)
Jakarta -

Perusahaan karoseri lokal, Adiputro, tengah menargetkan ekspor ke Arab Saudi. Perusahan pembuat bodi dan interior bus asal Malang itu membaca peluang bisnis di sektor transportasi kendaraan jamaah haji.

"Tujuan dan cita-cita kami adalah mengincar bus haji. Jadi saya maunya (ekspor) ke Timur Tengah," ungkap owner Adiputro, David Jethrokusumo, kepada wartawan di hall A, Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (5/3/2020).

Menurut David, target tersebut sejalan dengan visi misi Presiden Joko Widodo yang ingin neraca perdagangan Indonesia bagus.

"Kalau selama ini kita lihat (jamaah) haji paling besar itu di Indonesia. Berarti otomatis kan duit kita lari ke sana semua. Terus (Arab Saudi) sana beli apa dari kita? Harusnya ini menjadi makanan bagi kita," terang David.



David menambahkan, tahun lalu sudah ada perwakilan PO Bus dari Arab Saudi yang datang ke Indonesia dan mengutarakan ketertarikannya terhadap bus-bus buatan karoseri Adiputro. Hanya saja mereka masih ragu dengan produk Indonesia, lantaran belum terlalu percaya dengan swasta.

"Mereka bilang, kalau kita pakai produk Indonesia, pemerintahnya hadir di sana gak? Mengayomi kita? Karena mereka pasti belum terlalu percaya dengan swasta," ujarnya lagi.

Dijelaskan David, saat ini sistem transportasi bus jamaah haji di Arab Saudi didominasi oleh operator bus asal China. "Siapa yang pernah haji atau umroh pasti pernah lihat di sana bus China semua. Tapi misalkan ada bus King Lung, sebenarnya bukan (perusahaan) mereka yang hadir, tapi pemerintah China yang hadir," terang David.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Upaya yang sudah dilakukan sejauh ini untuk mewujudkan ekspor bus Indonesia ke Arab Saudi yakni dengan melakukan koordinasi lintas departemen. Namun menurut David, hal itu belum cukup membantu jika tidak ada dorongan kuat dari pemerintah.

"Pak Budi Karya Menhub itu sudah fasilitasi untuk meeting rapat kerja lintas departemen. Cuma ya susah ya, sebenarnya Kemenhub ini kan enggak ada hubungannya sama kita. Pak Budi sudah sangat baik memfasilitasi kita. Cuma kan kita masih perlu (bantuan) dari Kemenag misalnya. Kita butuh dorongan, karena kalau swasta yang maju sendiri, enggak mungkin kita bisa," tukasnya.




(lua/din)

Hide Ads