Sempat viral di media sosial oknum sales dealer motor lebih mengutamakan pembelian secara kredit. Padahal si calon konsumen inginnya membeli secara tunai. Akibat hal itu, muncul stigma negatif bahwa dealer menomor duakan pembelian secara tunai dan lebih mengutamakan kredit. Bagaimana tanggapan pabrikan?
Dari pihak Yamaha, Marketing-Public Relation Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) Antonius Widiantoro secara tegas memastikan bahwa, konsumen yang kredit dan yang cash, harus mendapatkan hak yang sama. Jangan ada diskriminasi.
"Sebenarnya nggak ada aturan (itu mesti) dinomor duakan. Semua konsumen harus dilayani sama. Cuma memang yang terjadi sekarang, dealer-dealer, mungkin mereka buat antrean itu sesuai dengan pembeliannya," bilang Anton di BSD City, Tangerang, belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi yang tunai ngantre bersama yang tunai, yang kredit ngantre bersama yang kredit. Namun secara hak konsumen itu nggak ada bedanya. Mau beli tunai atau kredit dealer tetap dibayar? Misal beli cash yang bayar konsumen atau kartu kredit misalkan. Yang beli kredit, nanti juga dari leasing akan membayar secara cash ke mereka (dealer)," kata Anton lagi.
Anton sendiri tidak menampik bahwa ada segelintir oknum sales yang memang mengarahkan ke pembelian secara kredit, alih-alih tunai. Kalau ada calon konsumen yang tidak suka dengan hal itu dan merasa dirugikan, Anton menyarankan supaya jangan ragu-ragu melapor ke call center Yamaha.
Baca juga: Diskriminasi Beli Motor Cash vs Kredit |
"Kita tidak bisa mengontrol seluruhnya, kalau memang ada konsumen yang merasa dirugikan, nggak apa-apa laporkan (ke Yamaha). Kalau memang ada oknum-oknum, bisa laporkan lewat call center kita pasti tindak. Asal ada bukti, misal bukti catatan, ada bukti harganya berapa, ya silahkan," bilang Anton.
"(Untuk tindakan kami) itu tergantung, karena kan kami lihat (jenis) kasusnya. Yang pasti (kami berikan) teguran kepada dealer. Kemudian kalau memang itu nanti diulangi lagi, ya nanti akan dieskalasi lagi tingkat punishment-nya (hukumannya)," jelas dia.
(lua/din)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
Biaya Tes Psikologi Naik, Perpanjang SIM Bakal Keluar Duit Segini