Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia atau AISI mengklaim, krisis chip semikonduktor yang melanda industri roda dua Tanah Air kini sudah berakhir. Hal itu menurutnya bisa dilihat dari jumlah produksi dan penjualan yang mengalami peningkatan di dua-tiga bulan terakhir.
Ketua Umum atau Ketum AISI, Johannes Loman mengatakan, krisis chip yang telah berakhir membuat penjualan motor di Indonesia kembali ke angka 500 ribuan unit per bulan. Dia berharap, ke depan jumlahnya akan terus bertambah.
"Kita sudah selesaikan itu (masalah semikonduktor). Itu sudah beres di bulan Agustus. Jadi tahun ini sudah. Makanya kalau dilihat dari data Menperin yang diolah AISI, kelihatan angka market-nya per bulan sudah normal," ujar Johannes Loman saat ditemui di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (2/11/2022).
Mengingat krisis chip sudah berakhir, ditambah jumlah produksi mulai kembali normal, Loman memastikan, inden sepeda motor di Indonesia sudah tak ada lagi. Hal ini diharapkan bisa memudahkan konsumen saat hendak membeli kendaraan baru.
"Saat ini sudah tidak ada inden lagi, harusnya sih tidak ada," tegasnya.
![]() |
Meski semuanya sudah kembali normal, namun Loman belum bisa memastikan, apakah penjualan tahun depan bisa kembali ke 6 juta unit setahun. Sebab, pihaknya baru mengadakan pertemuan untuk menetapkan target 2023 pada penghujung tahun ini.
Menurut Loman, sejak awal pandemi hingga sekarang, penjualan motor di Indonesia tak pernah lagi menyentuh 6 juta unit setahun. Bahkan, tahun ini targetnya hanya 5,1 hingga 5,4 juta unit.
"Saya di AISI belum memutuskan secara final sekarang, tapi kami mau mengadakan rapat di akhir tahun untuk membahas target tahun depan. Prediksinya sih akan tumbuh (dibandingkan 2022)," kata dia.
Simak Video "Krisis Chip Perlahan Teratasi, Penjualan Motor Bangkit Lagi"
[Gambas:Video 20detik]
(sfn/dry)
Komentar Terbanyak
Kendaraan Hilang Lapor Polisi, Kena Biaya Berapa?
Bikin Orang Malas Bayar Pajak, BBN Kendaraan Bekas dan Pajak Progresif Dihapus
Rossi Pernah Sebut Marquez 'Biang Masalah' di MotoGP, Kini Banyak yang Percaya?