Dunia Diramal Resesi Tahun Depan, Apa Dampaknya ke Industri Motor?

Septian Farhan Nurhuda - detikOto
Minggu, 16 Okt 2022 19:11 WIB
Nasib industri motor di Indonesia saat resesi. Foto: REUTERS/AJENG DINAR ULFIANA
Jakarta -

Pemerintah Indonesia melalui Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani berulang kali mengingatkan ancaman resesi global tahun depan. Jika 'ramalan' tersebut benar, apa dampaknya ke industri motor di Indonesia?

Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia atau AISI, Johannes Loman mengatakan, penjualan roda dua di dalam negeri sebenarnya perlahan mulai membaik. Meski belum sepenuhnya pulih, namun minimal ada peningkatan. Bahkan, pihaknya menargetkan 5,1 juta motor terjual di Indonesia sepanjang 2022.

Selagi semuanya berjalan sesuai rencana, resesi global lantas digaungkan. Loman berpendapat, kondisi tersebut mungkin saja berpengaruh terhadap industri roda dua di Indonesia. Namun, sejauh apa dampaknya, dia dan rekan-rekan di AISI masih mempelajari berbagai kemungkinan.

"Kita belum mempelajari itu (resesi global) secara lebih detail. Kalau dari AISI, kita sedang mempelajari (dampaknya) dan kita akan menyampaikan (kondisi) pasar tahun depan bakal seperti apa," ujar Loman saat menjawab pertanyaan wartawan di Senayan, Jakarta Pusat, belum lama ini.

Pameran motor. Foto: Agung Pambudhy

Sebelumnya, Menkeu Sri Mulyani meramal, resesi global akan melanda dunia tahun depan. Resesi tersebut disebabkan adanya kenaikan suku bunga secara agresif oleh bank sentral di seluruh dunia untuk meredam inflasi. Presiden Jokowi bahkan menyebut 2023 sebagai tahun gelap yang dipengaruhi krisis ekonomi.

Di tengah ancaman resesi global, krisis chip semikonduktor yang melanda Indonesia sejak dua tahun terakhir perlahan mulai teratasi. Bahkan, hal tersebut turut berpengaruh terhadap penjualan roda dua di dalam negeri yang perlahan mengalami peningkatan.

"Saya kira permasalahan chip sudah bisa diatasi oleh member kita, kan kalau kita lihat sejak Agustus ya itu total marketnya kan sekitar 500 (ribuan unit) dan September juga, mungkin yang September belum di-announce, tapi ya sudah 500 (ribuan unit). Jadi menurut saya sih harusnya selesai (masalah kelangkaan semikonduktor)," tuturnya.

Diler motor bekas. Foto: dok. Antara Motor

Bila mengacu pada data yang dirilis laman resmi AISI, penjualan motor di Indonesia selama dua bulan terakhir selalu tembus 500 ribu unit. Lebih rinci, pada Agustus, penjualannya tembus 524.821 unit, sementara September mencapai 514.460 unit.

Secara akumulasi, penjualan motor di Indonesia sejak Januari hingga September 2022 telah mencapai 3,6 juta unit. Sehingga, butuh sekira 1,5 juta unit lagi untuk mencapai target tahunan yang telah ditetapkan AISI.



Simak Video "Video: Pramono-Sri Mulyani Mau Sambungkan Lapangan Banteng & Gedung Maramis"

(sfn/din)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork