Wisnu menghabiskan akhir pekan dengan moto camp di Parang Gombong, Purwakarta, Jawa Barat. Ia merencanakan perjalanan tipis-tipis pakai motor kesayangan bersama rekannya.
Ceritanya berawal dari ketertarikan Wisnu yang gemar touring pakai motor. Dia sudah absen lama tidak menggeber motor jarak jauh, kali ini pria yang tinggal di Cileungsi itu membetot Satria 120 R lansiran 2004.
Katanya, di Parang Gombong menampilkan pemandangan alam nan hijau di pinggiran waduk. Pengunjung bisa camping mendirikan tenda, sementara motor diparkir persis di sampingnya.
"Enaknya Parang Gombong itu jaraknya dekat. Mirip-mirip jarak rumah gue ke JIExpo Kemayoran. Ha ha ha. Cuma 2 sampai 2,5 jam sampai. Jalan santai aja," kata Wisnu.
Parang Gombong memang jadi destinasi favorit baginya. Ini bukan perjalanan pertama kali buat Wisnu ke sini. Sebelumnya dia pernah mengajak rekannya Anshori, pemilik Yamaha Vixion 2014 itu untuk refreshing. Lalu saya pun ikut bergabung bersama mereka. Saya membawa motor harian Vario 150 lansiran 2018.
Rencana sudah diatur, titik kumpul diputuskan di sebuah minimarket Cileungsi. Dari sana estimasi waktu ke Parang Gombong hanya 2 jam. Kami pun berangkat pukul 14.00 WIB via Jonggol - Ciariu - Tegalmalang - Palasari - Kosambi - Jl. Raya Curug - Camping Ground Parang Gombong.
"Kalau siang udah ngecamp Parang Gombong panas. Mendingan sore sudah agak adem," ujar Wisnu.
Selama perjalanan tercatat kemacetan hanya terjadi di Jalan Jonggol, sementara sisanya terbilang lancar. Saat memasuki Ciariu, jalan mengecil dengan pemandangan sawah dan latar belakang Gunung Kanaga.
Perjalanan menuju Parang Gombong via jalan tersebut memang menyusuri perbukitan. Terkadang menanjak hingga turunan, sesekali bertemu truk pengangkut batu. Dijamin tidak membosankan.
Namun perlu menjadi perhatian, tidak ada minimarket dan SPBU setelah melewati jalur Tegalmalang. Adapun warung lokal hingga bensin eceran warga yang siap melayani.
Beberapa kilometer untuk mencapai Camping Ground Parang Gombong, buat kalian yang memakai kendaraan roda dua, perjalanan perlu hati-hati sebab kontur jalan yang tidak mulus, hingga aspal yang hancur. Saya pun merasakan batu lepas yang menghantam body bawah motor, sementara Wisnu berjalan pelan khawatir batu atau undakan jalan bikin lecet leher knalpotnya.
Namun mata akan dimanjakan menjelang sampai ke Parang Gombong. Jalan dengan pemandangan pepohonan hijau, danau yang dikelilingi pegunungan mulai menyejukkan mata.
Beruntung sore itu kami tiba sekitar pukul 16.00 WIB, cuaca sedang mendung saja namun tidak sampai turun hujan. Tapi anginnya berhembus kencang yang menyejukkan badan. Di malam hari, angin cukup sepoi-sepoi juga membuat camping kalian serasa makin syahdu.
Lahan camping sangat luas bisa menampung ratusan tenda, hingga parkir di sampingnya. Sementara untuk toilet dan musala juga disediakan oleh para pemilik warung. Suasana malam itu Parang Gombong cukup ramai dikunjungi. Kami pun mendirikan tenda dengan menghadap ke waduk.
Rasanya wajar jika Anshori dan Wisnu kerap datang berkali-kali ke sini. Selain menawarkan lanskap pemandangan yang cantik, jarak Parang Gombong juga tak jauh dari pusat kota. Cocok buat alternatif moto camping! Kamu tertarik?
Simak Video "Ratusan Mobil Kuno di Bali Lakukan Tur untuk Rayakan HUT ke-79 RI"
(riar/rgr)