Niko Questera, orang Indonesia yang pernah bekerja di Tesla mendirikan Quest Motor. Start up tersebut merilis Atom Alpha, motor listrik yang dibuat untuk lifestyle namun tidak sebagai kendaraan operasional harian. Kenapa tidak langsung loncat seperti Gesits, Selis, atau United Bike sekalian?
Founder Quest Motor, Niko mengatakan Atom Alpha sebagai pembuka jalan perusahannya menjual kendaraan listrik. Dia tidak menutup kemungkinan untuk melahirkan motor-motor yang diproduksi sebagai kendaraan harian.
"Kita mau banget bikin motor yang on the road. Motor pertama ini (Atom Alpha) sebagai pembuka jalan harus yang paling murah di pasar," kata Niko saat ditemui di GIIAS 2021, ICE-BSD, Tangerang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dibanderol mulai Rp 12 jutaan, Atom Alpha ditujukan kepada segmen-segmen khusus. Bukan motor yang legal sebagai kendaraan harian atau on the road. Atom Alpha menyasar di segmen hobi, lifestyle, industri serta pariwisata.
"Ini memang pembuka jalan start up lokal Indonesia bukan market menengah ke bawah dulu," tuturnya.
Nah, kenapa tidak langsung loncat ke motor harian seperti Gesits Cs? Niko mengatakan pertimbangan lain yang harus dipikirkan ialah perlu menyiapkan layanan purna jual.
"Kita lebih kepada pilih-pilih lawan. Ketika kita pikirkan, apakah bisa membuat produk yang sama bagusnya? masih mungkin. Tapi ketika memikirkan jumlah service center (seperti) sebanyak Astra dalam waktu setahun, itu nggak mungkin," kata Niko.
Bersama Quest Motor ia tak sendiri, pabrikan yang bermarkas di Bandung ini digawangi beberapa anak muda Indonesia, seperti Nicholas Santoso yang memegang Product Design yang pernah bekerja di Kawasaki, Adhe Anggriawan Putra sebagai Design Engineer yang memiliki pengalaman di Daihatsu dan Astra Otoparts serta Vicky Ghani, PhD sebagai Head of Technology dengan pengalaman di LG dan Microsoft. Danis Sie sebagai Creative Director yang merupakan pendiri agency Sciencewerk.
Niko yang pernah bekerja di industri otomotif mobil Honda America dan Firmware Integration Engineer Tesla tidak menutup kemungkinan untuk masuk ke segmen kendaraan listrik bagi masyarakat luas.
"Untuk saat ini (Atom Alpha) kita masuk ke pasar yang fashion, orang-orang cute, lifestyle dulu sebagai pembuka jalan. Untuk model kedua rencananya, semoga semuanya berhasil. Amin. amin. Kita bakal bikin yang on the road, bakal lebih besar, lebih seru. Tapi tetap mengusung gaya futuristic, dan juga simplistic desain," ungkapnya.
Niko baru pulang ke Indonesia tiga tahun yang lalu. Satu yang masih dipelajari ialah perihal regulasi uji tipe kendaraan di Indonesia.
"Memang kemarin waktu pengurusan sertifikat atau uji tipe masih banyak ketidakjelasan," ucapnya.
"Kita masih setengah-setengah pengertian terhadap uji tipe, berapa bulan urusin itu. Apakah setahun, apakah seminggu. Apakah harus pakai calo, mohon maaf. Saya belum tahu," kata Niko.
"Saya baru pulang dari Amerika, saya belum ada kenalan orang-orang besar. Jadi kita harus memilih satu market yang bisa dibilang paling 'abu-abu'. Harapannya Atom Alpha sebagai pembuka jalan model kedua, dan ketiga kita. Semoga mobil nanti, untuk bisa lebih mass market. Tujuan kita selalu affordable," jelasnya.
(riar/din)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?