Ranjau paku masih mengintai pengendara di Jakarta meski saat ini diberlakukan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Darurat. Komunitas Saber (Sapu Bersih, komunitas pemburu ranjau paku) masih menemukan banyak ranjau paku hingga jari-jari payung yang membahayakan pengendara, terutama sepeda motor.
Menurut Abdul Rohim dari komunitas Saber, setiap hari masih ada saja ranjau paku yang ia temukan. Rohim kerap melakukan patroli menyapu ranjau paku, terutama di ruas Jalan Gatot Subroto.
"Biarpun PPKM, sepanjang oknum tambal bannya buka ya masih rawan sekali," kata Rohim kepada detikcom, Rabu (21/7/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rohim mencatat, ada beberapa ruas jalan di Jakarta yang rawan ranjau paku. Terutama yang sering ia temui banyak ranjau paku adalah sepanjang Jalan Gatot Subroto hingga Jalan MT Haryono.
"Jalanan Jakarta beberapa ruas masih rawan sekali. Yang paling rawan saat ini itu sepanjang Jalan Gatot Subroto mulai dari Flyover Slipi sampai Pancoran. Lanjut Jalan MT Haryono setelah Pancoran sampai Cawang itu juga rawan jari-jari payung," ujar Rohim.
Dia menyebut, ranjau jari-jari payung lebih berisiko membuat ban motor kempis. Bahkan, ban jenis tubeless pun bisa langsung kempis jika kena jari-jari payung.
Selain di Jalan Gatot Subroto dan Jalan MT Haryono, beberapa ruas jalan lain yang rawan ranjau paku antara lain di TB Simatupang. "Di Jakarta selatan yang rawan itu ranjau paku itu di perempatan Fedex mengarah TB Simatupang, itu jenisnya ranjau paku, bukan jari-jari payung," ucap Rohim.
"Jakarta Pusat sekitaran Galur Jl Letjen Suprapto, mengarah underpass Senen. Terus jalan Gunung Sahari mengarah Mangga Dua juga rawan ranjau paku. Kalau Jakarta pusat ranjau paku, bukan jari-jari payung," beber Rohim.
Lanjut Rohim, Cawang mengarah ke Kampung Melayu juga rawan ranjau jari-jari payung. Sementara di sekitar Istana Negara saat ini sudah lebih sedikit ranjau paku.
"Dari Grogol mengarah Roxy, arah sebaliknya itu masih rawan jari-jari payung. Kalau Roxy sampai Cideng, sekitaran Istana Negara kalau dulu sampai akhir 2017 masih sangat rawan. Tapi semenjak akhir 2017 sampai sekarang itu kawasan Ring 1 itu Alhamdulillah udah jarang ditemukan," ucap Rohim.
(rgr/din)
Komentar Terbanyak
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Ternyata Gegara Ini Insinyur India Bikin Tikungan Flyover 90 Derajat