Penggunaan knalpot non standar atau knalpot racing di kalangan pengendara sepeda motor bukan barang baru. Namun alih-alih mendukung performa motor, pemakaian knalpot racing di motor standar sebenarnya tak berpengaruh banyak terhadap performa.
Di sisi lain produksi knalpot modifikasi ini menjadi ceruk bisnis yang potensial. Produsen knalpot banyak bermunculan, baik skala industri maupun skala rumahan.
Namun demikian kepentingan bisnis knalpot modifikasi ini berbenturan dengan aturan, yaitu Undang-undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 285 Ayat 1. Aturan ini berbunyi setiap pengendara sepeda motor yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan seperti spion, lampu utama, lampu rem, klakson, pengukur kecepatan, dan knalpot dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 bulan atau denda paling banyak Rp 250 ribu.
Namun aturan tersebut tak menghentikan minat orang terhadap penggunaan knalpot racing.
"Ganti knalpot racing, modifikasi paling gampang. Motor jadi tampil beda dan lebih garang. Motor jadi lebih responsif," kata Dede Ihsan, warga Kecamatan Parigi Pangandaran, Jumat (4/6/2021). Dia sudah beberapa bulan mengganti knalpot skuter maticnya dengan knalpot racing.
"Beli online, buatan Purbalingga, harganya sekitar Rp 600 ribu termasuk ongkos kirim," kata Dede.
![]() |
Dihubungi terpisah Yusep Holis salah seorang mekanik mengatakan selama ini banyak penggunaan knalpot racing yang salah kaprah, terutama penggunaan knalpot racing pada motor standar pabrikan.
"Namanya knalpot racing, penggunaannya ya harus untuk motor racing. Motor yang sudah bore-up, sudah diubah mesinnya. Kalau motor standar pakai knalpot racing tidak terlalu berpengaruh kepada performa," kata mekanik bengkel MSR Singaparna ini.
Kalau pun ada perubahan, lanjut Yusep yang paling kentara adalah tingkat kebisingan serta sugesti dari raungan suara mesin. Sementara terhadap performa mesin pengaruhnya tidak terlalu signifikan.
"Bising iya, ngebut enggak. Kalau mau maksa, motor standar pakai knalpot racing, minimal harus distel pasokan bensinnya. Untuk mesin karburator main jet dan setelan anginnya, untuk mesin injeksi juga harus disetel ulang. Intinya asupan bensin ditambah, diborosin," kata Yusep.
Jika tak dilakukan penyetelan ulang pada sistem suplai bahan bakar, menurut Yusep motor akan kehilangan tenaga di putaran bawah dan kerap terjadi efek afterfire. Bahkan pengaruh jangka panjangnya bisa mempercepat kerusakan mesin. "Kalau tak disesuaikan akan brebet di awal dan terjadi afterfire atau nembak-nembak ketika gas dilepas," terang Yusep.
Dia memaparkan knalpot racing mempunyai sistem pembuangan gas sisa yang lebih lepas, setelah busi membakar maka seluruh gas sisa terbuang. Sehingga perlu pasokan bensin yang lebih banyak.
"Ketika saluran buang bablas, memang berdampak pada performa mesin, syaratnya diimbangi dengan penambahan pasokan bahan bakar. Tapi menurut saya, untuk mesin standar, penambahan performanya tak signifikan. Tak jauh beda dengan motor berknalpot standar," kata Yusep.
Lebih lanjut penggunaan knalpot racing dan bawaan pabrik juga berkaitan dengan konsumsi bahan bakar. "Kalau knalpot standar di dalamnya ada sekat-sekat, gas sisa pembakaran yang belum sempurna atau yang masih ada kandungan bensinnya bisa tertahan. Nah karena tertahan, sisa-sisa bensin bisa balik lagi ke ruang bakar, sehingga konsumsi bahan bakar jadi lebih irit," kata Yusep.
Namun demikian terlepas dari hal itu, Yusep mengembalikan hal itu kepada motivasi si pengendara ketika hendak pasang knalpot racing. "Ya terserah tujuannya apa, kalau mau sekedar gaya-gayaan saat Sunmori (Sunday morning riding), tinggal pasang knalpot racing lalu stel karbu atau injeksi. Tapi kalau tujuannya ingin meningkatkan performa mesin, ya tidak cukup hanya ganti knalpot, dalaman mesin juga harus dimodifikasi," kata Yusep.*
Simak Video "Menengok Klinik Khusus Lansia Inggit Garnasih"
[Gambas:Video 20detik]
(din/rgr)
Komentar Terbanyak
Kendaraan Hilang Lapor Polisi, Kena Biaya Berapa?
Bikin Orang Malas Bayar Pajak, BBN Kendaraan Bekas dan Pajak Progresif Dihapus
Cara Lapor Kendaraan Hilang ke Polisi, Enggak Pakai Duit!