Yamaha All New Aerox 155 Connected punya sejumlah fitur kekinian. Tapi tidak seperti scooter maxi Yamaha Nmax, yang sudah dilengkapi Traction Control System (TCS) dan cakram di pengereman belakang. Kenapa demikian?
Sistem pengereman belakang All New Aerox 155 connected masih mengandalkan mekanisme drum brake alias tromol, persis model lamanya.
Manager Public Relation PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), Antonius Widiantoro mengatakan, absennya fitur TCS dan cakram untuk mengurangi bobot secara konsep All New Aerox 155 connected berbeda dengan Nmax.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita memilih untuk tidak membenamkan fitur cakram belakang, satu, karena konsep, kalau kita lihat di Nmax itu mereka lebih kepada ingin dibantu fungsi kontrolnya karena ingin berkendara nyaman jadi maunya santai, semua sudah tersedia. Termasuk dengan TCS membantu untuk kontrol traksinya," ujar Anton di Bogor, Selasa (11/10/2020).
"Sementara untuk Aerox itu lebih kepada ingin kontrol sendiri. Kontrol oleh mereka sendiri," kata Anton.
Alasan kedua Yamaha tidak membenamkan rem cakram belakang untuk mendapatkan power weight ratio. Saat ini Yamaha Aerox masih jadi yang terbaik di kelasnya. Dengan mesin 155 cc dan bobot 122 kilogram, Yamaha Aerox mampu memuntahkan tenaga 11,3 kw/8.000 rpm dan torsi 13,9 Nm/6.250 rpm.
Sedangkan power weight to ratio untuk model standar (non ABS) 0,093 (kw/kg). Artinya, setiap 1 kw, membawa beban 0,093 kg. Sedangkan PWR All New Aerox 155 Connected tipe ABS yang memiliki bobot 125 kg, jika dihitung PWR-nya berdasarkan tenaga motor dengan bobot basah maka hasilnya, Aerox punya PWR sekitar 0,904 (kW/kg), dengan kata lain, setiap 1 kW, membawa beban 0,0904 kW. Semakin besar PWR, motor semakin bisa diandalkan konsumsi bahan bakar dan manuvernya.
"Kalau kita tambahkan cakram, tambahkan TCS, secara otomatis bobotnya lebih berat, yang ingin kita kejar saat ini power weight ratio, makanya dari Aerox lama ke yang baru kita nggak mau merubah polanya bahwa motor ini power weight to ratio nya harus nomor satu, dengan pertimbangan itu makanya kita memutuskan untuk tidak membenamkan cakram di belakang," ucap Anton.
(riar/din)
Komentar Terbanyak
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
Cerita di Balik Polisi Kawal Mobil Pribadi Diprotes Pemobil Lain
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar