Jangan Lockdown, Ojol Butuh Pendapatan buat Nafkah dan Cicilan Motor

Jangan Lockdown, Ojol Butuh Pendapatan buat Nafkah dan Cicilan Motor

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Rabu, 18 Mar 2020 11:04 WIB
Kolong rel kereta Juanda kini menjadi lokasi shelter ojek online. Keberadaan shelter itu guna mencegah terjadinya penumpukan ojek online di pinggir jalan.
Kalau lockdown, ojek online terancam kehilangan pendapatan. Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Beberapa negara menerapkan lockdown. Lockdown dilakukan untuk mengunci akses masuk dan keluar sebuah daerah atau negara untuk mencegah penyebaran penularan virus corona.

Dengan keputusan lockdown, sebuah wilayah mengharuskan aktivitas seperti sekolah, tempat umum, transportasi umum, bahkan industri disetop untuk sementara waktu. Keputusan ini sangat berat jika diberlakukan di Indonesia.

Di Indonesia, masih banyak profesi informal yang bergantung pada pendapatan harian. Salah satunya adalah ojek online.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Driver ojek online tidak setuju jika Indonesia diberlakukan lockdown. Soalnya, kalau lockdown, ojek online terancam tidak mendapatkan penghasilan.

"Kita mau cari penghasilan dari mana apabila terjadi lockdown. Apabila terjadi lockdown, semua aktivitas jadi lumpuh total bagi ojek online. Dan praktis hilang penghasilan. Ini kan bahaya, karena ojek online kan juga butuh untuk pendapatan buat nafkah maupun buat membayar cicilan kendaraan," ujar Ketua Presidium Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Igun Wicaksono, yang juga aktivis ojek online, kepada detikcom, Rabu (18/3/2020).

ADVERTISEMENT

Daripada lockdown, beberapa perusahaan di Indonesia menerapkan sistem kerja dari rumah atau work from home (WFH). Kebijakan WFH saja sudah membuat pendapatan ojek online turun, apalagi lockdown.

"Saat ini aja kan statusnya work from home ya, bekerja dari rumah, itu saja sudah menurunkan penghasilan para ojek online secara signifikan. Khususnya yang layanan penumpang ya," ujar Igun.




(rgr/din)

Hide Ads