Ojol yang Ngetem di Pinggir Jalan Kurang Empati

Ojol yang Ngetem di Pinggir Jalan Kurang Empati

Rizki Pratama - detikOto
Sabtu, 03 Agu 2019 12:32 WIB
Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta - Setiap pengguna jalan bertanggung jawab atas keamanan dan ketertiban jalan raya. Sayangnya akhir-akhir ini bertambah lagi risiko kurangnya kenyamanan lalu lintas oleh para mitra ojek online yang suka berhenti di sembarangan tempat.

Founder & Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu saat dihubungi detikcom memahami bahwa mereka melakukan itu untuk mencari nafkah. Namun ia menyayangkan bahwa kebiasaan itu justru merugikan dirinya, bahkan orang lain.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada elemen tertentu yang namanya jadi perangkat keterampilan yaitu elemen empati, elemen berbagi. Ketika parkir semacam gitu salah satu elemen hilang, kita tidak berbagi dengan orang lain. Kita ditabrak mati selesai tapi orang yang nabrak kena masalah masuk penjara," kata Jusri saat dihubungi detikcom.

Meskipun kebanyakan orang ini adalah driver ojek online, Jusri menegaskan bahwa hal ini berlaku tentunya untuk siapa pun yang menggunakan jalan. Ia mengingatkan bahwa aturan itu dibuat bukan untuk dipatuhi tapi menjadi sebuah kebutuhan agar nyaman di jalan.



"Ini bentuk ketidaksadaran tentang keselamatan itu sendiri. Dan orang bicara tentang aturan lebih ke aturan bukan kebutuhan. Bahwasanya itu kebutuhan bagaimana bisa nyaman modalnya satu, tertib dan berbagi," tutur Jusri.

Tanpa perlu menunggu korban berjatuhan, Jusri menyampaikan risikonya dari berhenti sembarangan di bahu jalan.

"Bahaya karena volume badan jalan jadi mengecil, sementara ia (pengguna kendaraan bermotor lainnya) tidak antisipasi penyempitan tadi yang mungkin sebelumnya dalam kecepatan tinggi. Dia pikir jalan tersebut masih lebar seperti jalan sebelumnya. Kalau gagal antisipasi dia bisa hilang kendali," terangnya.


(rip/rgr)

Hide Ads