Sayangnya, sejumlah pengemudi roda dua ojek online (ojol) tidak mengindahkan hal tersebut. Berbekal seribu alasan, sering kali mereka mengabaikan keselamatan dirinya dan pengguna jalan lain dengan berhenti sembarangan. Selain menghambat laju arus lalu lintas, kebiasaan ini juga memiliki risiko kecelakaan yang tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kecelakaan tersebut bahkan dapat melibatkan banyak pihak. Mulai dari pengemudinya sendiri, konsumen, dan pengguna jalan lain. Alasannya jalan yang tidak seharusnya sempit mendadak menjadi sempit di titik tertentu. Pengguna kendaraan bermotor lainnya yang sedang melaju tentu tidak akan siap jika berhadapan dengan situasi ini hingga kehilangan kendali.
"Bahaya karena volume badan jalan jadi mengecil, sementara ia tidak antisipasi penyempitan tadi yang sebelumnya dalam kecepatan tinggi. Dia pikir jalan tersebut masih lebar seperti jalan sebelumnya. Kalau gagal antisipasi dia bisa hilang kendali," papar Jusri.
Sekali kecelakaan terjadi tentu tak bisa ditebak siapa yang menjadi korbannya. Oleh karena itu alangkah lebih baik segala kemungkinan buruk yang dapat terjadi di jalan raya dikurangi demi kenyamanan semua.
Namun, perilaku ini tidak semata-mata hanya salah dari mitra pengemudi roda duanya. Para calon konsumen pun berperan menentukan tempat transaksi. Tentunya dalam kondisi ini bahu jalan tidaklah aman dan mengganggu ketertiban.
"Seharusnya konsumen tidak memesan ojol di tempat yang tidak boleh berhenti. Keamanan jalan raya adalah tanggung jawab kita semua," ujar Jusri.
(rip/rgr)
Komentar Terbanyak
Mobil Esemka Digugat, PT SMK Tolak Pabrik Diperiksa
Syarat Perpanjang SIM 2025, Wajib Sertakan Ini Sekarang
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar