Bahaya Pakai Helm Palsu

Bahaya Pakai Helm Palsu

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Kamis, 01 Agu 2019 12:52 WIB
Hasil pengujian helm palsu. Foto: Dok. ITV
Jakarta - Di Inggris tengah ramai penggunaan helm palsu yang berkualitas rendah. Helm palsu itu meniru merek helm ternama seperti AGV dan Arai. Namun, kualitasnya tidak seperti helm asli, saat diuji helm palsu itu tak bisa memberikan perlindungan maksimal kepada kepala pengendara.

Helm palsu itu digambarkan dengan merek ternama seperti merek helm yang dipakai Valentino Rossi, AGV. Grafisnya pun sangat identik. Namun, helm branded palsu dijual lebih murah. Sayangnya faktor keamanan dan keselamatan bukan menjadi yang utama.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai bagian dari investigasi oleh ITV News, dua helm palsu bermerek AGV dan Arai diuji kemampuannya. Disimulasikan helm itu terbentur pada kecepatan 30 mil per jam atau 48 km/jam. Kedua helm palsu itu gagal melalui tes laboratorium, batok helm terpecah dengan visor dan bagian eksternal lainnya terlepas.

Helm palsu di Inggris dicurigai datang dari Indonesia. Hal itu dikatakan oleh Senior Brand Manager MotoDirect sebagai distributor helm Arai dan AGV di Inggris, Stuart Millington.

"Ini bukan tentang mencederai penjualan kami, lebih kepada mengedukasi konsumen bahwa salah satu helm (palsu) itu bisa membunuh. Mereka benar-benar seburuk itu. Dari sudut pandang moral, kami mungkin kehilangan keuntungan sebagai distributor, tapi itu tidak signifikan dibanding dengan jika satu orang terbunuh atau terluka parah memakai salah satu dari helm (palsu) ini," sebutnya.



Mark Mayo dari British Standards Institution, mengatakan helm palsu saat diuji mendapatkan hasil yang cukup mengejutkan. Helm itu rusak dan dipercaya tidak bisa melindungi kepala dengan baik.

"Helm terbelah dari depan ke belakang, kepala (pengendara) kemudian terkena dampak lebih lanjut yang akan menyebabkan cedera yang lebih besar," katanya dikutip ITV News.

"Kematian pada akhirnya akan dihasilkan dari orang-orang yang memakai helm itu. Itu adalah tragedi potensial yang menunggu untuk terjadi," ujarnya.


(rgr/ddn)

Hide Ads