Salah satu fakta menariknya adalah ada konsumen ojol yang sudah tidak pernah lagi menggunakan kendaraan pribadi setelah adanya transportasi ojol. Artinya, perubahan tren konsumen.
"Dari 2.001 konsumen pengguna ojol di 10 provinsi yang kami survei, sebanyak 8,8 persen responden tidak pernah memakai kendaraan pribadi lagi setelah adanya ojol," kata Ketua Tim Peneliti RISED Rumayya Batubara, di Jakarta Pusat, Senin (11/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 4 Hal yang Bikin Orang Suka Naik Ojek Online |
Angka tersebut memang masih cukup rendah. Apalagi jika dibandingkan dengan 75,52 persen responden yang masih menggunakan kendaraan pribadi setelah naik ojol. Tapi untuk diketahui, frekuensi pemakaiannya hanya 1-10 kali per minggu.
Jasa ojol sendiri banyak dimanfaatkan konsumen untuk membantu aktivitas sehari-hari. Mulai untuk pergi ke sekolah, kuliah, maupun ke kantor. Tak hanya itu, ojol juga dimanfaatkan sebagai feeder ke sistem transportasi publik seperti kereta atau bus.
Masih dari hasil survei tersebut, sebanyak 74,66 persen responden menjawab ojol penting dan sangat penting. Dan dari segi kenyamanan, sekitat 74,96 persen setuju dengan hal ini. Sementara dari sisi keamanan, 66,77 persen responden menganggap ojol lebih aman dibanding trasnportasi lain.
Simak Juga 'Respons Grab soal Rancangan Permenhub Ojek Online':
(lua/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Motor Boleh Wara-wiri di Jalan Tol Malaysia, Gratis