Sebab, jalanan di sana sangat ekstrem seperti bebatuan, tukungan tajam, serta masih banyaknya hutan. Seorang mantan tenaga pengajar yang pernah berdinas di Oksibil, Sigit Arifianto, membagikan pengalamannya setahun hidup disana lewat Instagram.
"Berat jadi tukang ojek di Pegunungan Papua, dari ancaman keamanan hingga medan yang berat. Belum lagi harus bayar denda yang lumayan banyak jika sampai jatuh saat membawa penumpang asli papua," tulisnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya semua itu sepadan dengan penghasilan yang bisa mencapai Rp 40 juta sebulan," tambah Sigit.
Sehingga, motor yang paling cocok berada disana adalah roda dua penggaruk tanah atau bebek sekelasnya. "Yah kebanyakan sih motor gede (bukan skutik), untuk memudahkan perjalanan juga," kata Sigit.
Hal itu diperkuat dari foto ketika dirinya naik ojek di wilayah tersebut. Kala itu motor yang dinaikinya adalah Kawasaki KLX yang berbanderol Rp 30 jutaan di Jakarta.
Di Ibukota, biasanya motor tersebut hanya digunakan di beberapa waktu saja atau untuk mejeng bersama teman sejawat. Tak sedikit juga yang membawanya ke mall ketika hari libur. "Nggak semua (orang) di sini kebeli motor, bayangin aja ongkos kirimnya bisa Rp 10 juta," papar Sigit. (ruk/ddn)
Komentar Terbanyak
Pajak Kendaraan Indonesia Salah Satu Tertinggi di Dunia, Masyarakat Dapat Apa?
Kesaksian Pemobil Lihat Ban Bocor Massal di Tol Cipularang
Tarif Parkir di Jakarta Mau Naik, Segini Bedanya dengan Kota Lain