Head of Corporate Communication PT Federal International Finance (FIF), Arif Reza Fahlepi menyarankan memilih kredit dengan tanda jadi atau Down Payment (DP) yang tinggi, minimal 20 persen.
"Bukan 50 persen, tapi DP yang memang di atas 20 persen lah, 25, atau 30 persen," ujarnya kepada wartawan, di Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena pengaruhnya ke angsuran, DP dibayar sekali, kalau angsuran tiap bulan," ucapnya.
"Kalau buat kita mending DP besar, tapi kembali lagi kalau wiraswasta buat usaha, itu terjangkau, karena angsuran setiap bulan," pungkas Reza.
Konsumen juga harus melihat gaji yang didapat setiap bulannya dalam pemilihan DP. "Kita lihat lagi, kalau DP di atas 20 persen, tapi lihat lagi angsurannya, jangan pendapatan kita Rp 5 juta, terus tenor setahun," ujarnya.
Jika hal tersebut tidak diperhatikan, dan konsumen gegabah dalam memilihnya, maka akan membebani diri sendiri.
"Makanya kita harus tahu juga tenornya berapa tahun. Kita perusahaan pembiayaan ini juga tidak mau membebani konsumen," kata Reza.
Lanjut Reza mengatakan, biaya untuk keperluan lain di luar kredit motor juga harus dipertimbangkan secara matang, jangan sampai karena kredit motor, hal yang penting jadi terabaikan.
"Karena orang kita kan itung-itungannya simpel, wah gaji 5 juta cukup lah sebulan 1 juta ambil yang 12 bulan, dia gak mikir lagi lupa pengeluaran yang lain ada apalagi dia udah berkeluarga buat listrik sekolah. Jadi kita kembali selain sepertiga income kita lihat DP dan tenor pembiayaan yang akan kita ambil, jadi jangan 'Ah biar cepat ambil setahun'. Tapi baru beberapa bulan udah batuk-batuk," ujarnya.
"Kadang juga di FIF Group , ketika si konsumen mengambil DP Rp 2 juta, terus angsuran 1 tahun, kita sarankan juga untuk 1,5 atau 2 tahun, dengan tujuan biar enggak batuk (kewalahan) tadi," pungkas Reza.
(khi/ddn)












































Komentar Terbanyak
Dipecat Gegara Ugal-ugalan, Begini Kata Sopir PO Rosalia Indah
Sopir PO Rosalia Indah Ugal-ugalan di Tol: dari Bahu Jalan Langsung Potong Kanan
Pabrikan Jepang Nggak Bisa Terus-terusan Ngotot dengan Mobil Hybrid