Untuk lebih jelasnya, detikOto coba membedah kelebihan apa saja yang dimiliki teknologi Yamaha ini. Yamaha pun menjamin teknologi ini bakal lebih irit 6 persen dibandingkan generasi sebelumnya.
Nah penasaran, yuk kita simak ulasannya berikut ini.
1. Ada 7 poin perubahan
Foto: M Luthfi Andika
|
Untuk lebih mempermudahnya, detikOto coba menggambarkan perubahan yang ada di Mio M3.
Delapan poin perubahan ini terdiri dari:
- Fuel Pump (Fuel Return Pipe)
Yamaha mengubah sistem Fuel pump agar lebih efisien.
- Baterai yang lebih besar mencapai 5A
Baterai yang digunakan pada ketiga model Yamaha ini lebih besar saat menggunakan sistem Stop-Start System (SSS). Awalnya Yamaha menggunakan baterai 3A, diubah dengan menggunakan baterai 5A. Karena membutuhkan tenaga lebih untuk bisa mengoperasikan sistem SSS.
- Tampilan speedometer
Perubahan juga terlihat pada sistem speedometer. Kalau sebelumnya speedometer tidak memiliki tanda SSS, kini tampilan speedometer berubah dengan memiliki tombol SSS. Hal ini diperuntukan agar pengendara bisa dengan mudah mengetahui saat sistem SSS ini bekerja.
- Sakelar Stop-start system
Perubahan juga terdapat pada setang yang kini memiliki sakelar stop-start. Sehingga pengendara akan lebih mudah mengaktifkan dan menonaktifkan sistem SSS.
- Ecu dengan 33 PIN
Ecu pun ikut diubah Yamaha. Kalau sebelumnya ECU Yamaha memiliki 24 PIN, kini untuk bisa mengoperasikan sistem SSS, Yamaha membuat ECU menjadi 33 PIN.
- Double Crank Shaft Position Sensor
Penggunaan teknologi Double Crank Shaft Position Sensor, digunakan untuk mendukung sistem Quick Start. Sehingga sistem stop-start akan teralisasi, mudah penggunaannya, dan bisa dengan cepat mematikan atau menghidupkan mesinnya.
- Reduction Ratio Sistem Starting
Reduction Ratio Sistem Starting juga diubah, dari 27,86 menjadi 29,94. Karena banyak yang berubah termasuk motor starter, dimensinya juga berubah, crank case beda, karena untuk akomodasi doube crankshaft position center.
2. Sistem Quick Start
Foto: M Luthfi Andika
|
Simulasinya, sepeda motor saat berhenti dan langsung menyalakan mesin itu menghasilkan kompresi paling besar. Untuk mencapai langkah kerja itu biasanya membutuhkan beberapa proses terlebih dahulu baru pengapian. Seperti harus melalui proses mesin mati menuju Compression, menuju Expansion, menuju Exhaust, menuju intake dan terakhir menuju Ignition (pembakaran). Atau jika dianalogikan dengan sebutan Kyu-ru-ru-bon dengan memakan waktu 0,8 detik.
Tapi karena sistem ini menggunakan Quick Start dengan menggunakan double crankshaft position sensor. Poinnya sistem ini sudah menginjeksikan bahan bakar saat mesin off.
Dan saat mesin off itu biasanya sudah tidak ada base fuel pump atau biasanya kosong tidak ada campuran bahan bakar dan udara. Tapi sistem ini sudah otomatis menyuntik bahan bakar saat mesin off. Jadi saat kita membuka gas (trottle) ini langsung pada tahap pembakaran.
Sehingga tidak perlu langkah seperti proses mesin mati menuju Compression, menuju Expansion, menuju Exhaust, menuju intake dan terakhir menuju Ignition (pembakaran). Melainkan pada saat mesin mati langsung menuju Iginition (pembakaran). Atau jika dianalogikan dengan sebutan Kyu-bon dengan memakan waktu 0,4 detik.
3. Syarat kerja fitur Stop-Start System
Foto: M Luthfi Andika
|
Di saat kondisi sepeda motor beroperasi atau melaju, sakelar stop-start (pada stang) pastikan harus berada diposisi on, temperatur mesin harus di atas 50 derajat, kecepatan harus lebih dari 10 km/jam sebelum berhenti. Hal ini akan terlihat pada indikator yang terdapat pada speedometer, jika semua langkah ini terpenuhi maka lampu indikator pada speedometer akan menyala.
Di saat pengendara melakukan pengereman motor berhenti dan mesin mati, sistem Stop-start Yamaha akan berfungsi setelah lama waktu berkendara mencapai 5 detik, kecepatan mencapai di bawah 3 km/jam, engine rpm di bawah 2.200 RPM, dan trottle tertutup penuh alias tidak ada aktivitas gas. Maka di indikator akan ada tanda lampu akan menyala. Di saat mesin mati lampu indikator akan berkedip, menandakan sistem stop-start bekerja dengan sempurna.
Di saat lampu hijau atau kendaraan mesin mati secara otomatis ingin berkendara atau melaju kembali, pengendara cukup membuka gas maka mesin akan langsung hidup kembali dengan cepat dan suara mesin yang begitu halus. Dan pada indikator akan terlihat lampu menyala berkedip berubah menjadi lampu menyala (stan by).
Foto: M Luthfi Andika
|
Dari sini ECU Yamaha bisa mengkalkulasi lamanya waktu sepeda motor itu berhenti, karena menggunakan stop-start system. ECU akan mengkalkulasi setiap 10 menit terakhir batas waktu selama mesin itu mati adalah selama 2,6 menit.
Jadi kalau menggunakan motor dan berhenti mati kurang dari 2,6 menit mesin masih akan bisa mati secara otomatis. Kalau sudah lebih dari 2,6 menit dalam rentang waktu 10 menit terakhir, mesin akan tetap hidup. Karena ini proses charging. Namun di saat listrik ECU sudah memenuhi maka dengan otomatis mesin akan mati.
Misalnya, dalam sepuluh menit terakhir, motor berhenti pertama kali selama 1 menit lalu melaju lagi kemudian berhenti selama 2 menit, maka hitungan total berhentinya sudah 3 menit dalam 10 menit pertama. Jadi, ketika motor berhenti lagi dalam rentang 10 menit yang sama, maka mesin tetap hidup. Sistem ini bertujuan menjaga baterai tetap pada kondisi full charge.
5. AC Magneto Double Crankshaft Position Sensor
Foto: M Luthfi Andika
|
AC Magneto dengan 2 Pitch untuk mengakomodasi fitur stop dan start system. Jika coba dianalogikan, di AC magneto ada dua pitch (tonjolan di magnet), satu pitch untuk kondisi normal dan untuk Pitch kedua untuk kondisi Stop-Start System. Jadi saat sepeda motor stop otomatis nanti pitch akan memberikan pengapian.
AC Magneto memiliki keluaran daya 14.0 V 175 W @ 5.000 RPM, diameter rotor 118 mm, jumlah pitch rotor 11 dan jumlah koil stator 12.
Halaman 2 dari 6
Komentar Terbanyak
Harga BYD Atto 1 Bisa Acak-acak Pasar Agya? Ini Kata Toyota
Parkir Kendaraan di Jakarta Bakal Dibikin Mahal!
Duit Ada, Kenapa Orang Indonesia Menahan Beli Mobil?