Bedah Teknologi Stop-Start System ala Yamaha

Bedah Teknologi Stop-Start System ala Yamaha

M Luthfi Andika - detikOto
Kamis, 22 Des 2016 14:48 WIB
Bedah Teknologi Stop-Start System ala Yamaha
Foto: M Luthfi Andika
Jakarta - Yamaha bakal menawarkan teknologi terbaru yang disapa Stop-Start System. Yamaha memastikan sistem ini akan terselip pada model Yamaha Aerox, Mio M3, dan Soul GT.

Untuk lebih jelasnya, detikOto coba membedah kelebihan apa saja yang dimiliki teknologi Yamaha ini. Yamaha pun menjamin teknologi ini bakal lebih irit 6 persen dibandingkan generasi sebelumnya.

Nah penasaran, yuk kita simak ulasannya berikut ini.

1. Ada 7 poin perubahan

Foto: M Luthfi Andika
Ada 7 poin yang berubah agar sistem Stop-start System bisa berfungsi dengan baik. Pada dasarnya sistem ini atau 7 poin perubahan ini dimiliki oleh ketiga model yakni Yamaha Aerox, Mio M3, dan Soul GT.

Untuk lebih mempermudahnya, detikOto coba menggambarkan perubahan yang ada di Mio M3.

Delapan poin perubahan ini terdiri dari:

- Fuel Pump (Fuel Return Pipe)

Yamaha mengubah sistem Fuel pump agar lebih efisien.

- Baterai yang lebih besar mencapai 5A

Baterai yang digunakan pada ketiga model Yamaha ini lebih besar saat menggunakan sistem Stop-Start System (SSS). Awalnya Yamaha menggunakan baterai 3A, diubah dengan menggunakan baterai 5A. Karena membutuhkan tenaga lebih untuk bisa mengoperasikan sistem SSS.

- Tampilan speedometer

Perubahan juga terlihat pada sistem speedometer. Kalau sebelumnya speedometer tidak memiliki tanda SSS, kini tampilan speedometer berubah dengan memiliki tombol SSS. Hal ini diperuntukan agar pengendara bisa dengan mudah mengetahui saat sistem SSS ini bekerja.

- Sakelar Stop-start system

Perubahan juga terdapat pada setang yang kini memiliki sakelar stop-start. Sehingga pengendara akan lebih mudah mengaktifkan dan menonaktifkan sistem SSS.

- Ecu dengan 33 PIN

Ecu pun ikut diubah Yamaha. Kalau sebelumnya ECU Yamaha memiliki 24 PIN, kini untuk bisa mengoperasikan sistem SSS, Yamaha membuat ECU menjadi 33 PIN.

- Double Crank Shaft Position Sensor

Penggunaan teknologi Double Crank Shaft Position Sensor, digunakan untuk mendukung sistem Quick Start. Sehingga sistem stop-start akan teralisasi, mudah penggunaannya, dan bisa dengan cepat mematikan atau menghidupkan mesinnya.

- Reduction Ratio Sistem Starting

Reduction Ratio Sistem Starting juga diubah, dari 27,86 menjadi 29,94. Karena banyak yang berubah termasuk motor starter, dimensinya juga berubah, crank case beda, karena untuk akomodasi doube crankshaft position center.

2. Sistem Quick Start

Foto: M Luthfi Andika
Sistem Quick start, coba digambarkan bagaimana sistem ini mematikan dan menghidupkan mesin secara otomatis dengan cepat. Dijelaskan kalau kondisi nomal menyalakan mesin itu membutuhkan waktu 0,8 detik, namun untuk skutik Yamaha dengan menggunakan Quick Start hanya membutuhkan waktu 0,4 detik.

Simulasinya, sepeda motor saat berhenti dan langsung menyalakan mesin itu menghasilkan kompresi paling besar. Untuk mencapai langkah kerja itu biasanya membutuhkan beberapa proses terlebih dahulu baru pengapian. Seperti harus melalui proses mesin mati menuju Compression, menuju Expansion, menuju Exhaust, menuju intake dan terakhir menuju Ignition (pembakaran). Atau jika dianalogikan dengan sebutan Kyu-ru-ru-bon dengan memakan waktu 0,8 detik.

Tapi karena sistem ini menggunakan Quick Start dengan menggunakan double crankshaft position sensor. Poinnya sistem ini sudah menginjeksikan bahan bakar saat mesin off.

Dan saat mesin off itu biasanya sudah tidak ada base fuel pump atau biasanya kosong tidak ada campuran bahan bakar dan udara. Tapi sistem ini sudah otomatis menyuntik bahan bakar saat mesin off. Jadi saat kita membuka gas (trottle) ini langsung pada tahap pembakaran.

Sehingga tidak perlu langkah seperti proses mesin mati menuju Compression, menuju Expansion, menuju Exhaust, menuju intake dan terakhir menuju Ignition (pembakaran). Melainkan pada saat mesin mati langsung menuju Iginition (pembakaran). Atau jika dianalogikan dengan sebutan Kyu-bon dengan memakan waktu 0,4 detik.

3. Syarat kerja fitur Stop-Start System

Foto: M Luthfi Andika
Syarat kerja fitur Stop-start system ini bisa dengan mudah dilihat, semuanya akan jelas terperinci pada sistem speedometer.

Di saat kondisi sepeda motor beroperasi atau melaju, sakelar stop-start (pada stang) pastikan harus berada diposisi on, temperatur mesin harus di atas 50 derajat, kecepatan harus lebih dari 10 km/jam sebelum berhenti. Hal ini akan terlihat pada indikator yang terdapat pada speedometer, jika semua langkah ini terpenuhi maka lampu indikator pada speedometer akan menyala.

Di saat pengendara melakukan pengereman motor berhenti dan mesin mati, sistem Stop-start Yamaha akan berfungsi setelah lama waktu berkendara mencapai 5 detik, kecepatan mencapai di bawah 3 km/jam, engine rpm di bawah 2.200 RPM, dan trottle tertutup penuh alias tidak ada aktivitas gas. Maka di indikator akan ada tanda lampu akan menyala. Di saat mesin mati lampu indikator akan berkedip, menandakan sistem stop-start bekerja dengan sempurna.

Di saat lampu hijau atau kendaraan mesin mati secara otomatis ingin berkendara atau melaju kembali, pengendara cukup membuka gas maka mesin akan langsung hidup kembali dengan cepat dan suara mesin yang begitu halus. Dan pada indikator akan terlihat lampu menyala berkedip berubah menjadi lampu menyala (stan by).

Foto: M Luthfi Andika
Yamaha punya sistem original system for battery life, karena jika sepeda motor bisa mati akan mengambil kapasitas baterai yang begitu besar. Berkendara stop-go-stop-go, kondisi baterai akan drop.

Dari sini ECU Yamaha bisa mengkalkulasi lamanya waktu sepeda motor itu berhenti, karena menggunakan stop-start system. ECU akan mengkalkulasi setiap 10 menit terakhir batas waktu selama mesin itu mati adalah selama 2,6 menit.

Jadi kalau menggunakan motor dan berhenti mati kurang dari 2,6 menit mesin masih akan bisa mati secara otomatis. Kalau sudah lebih dari 2,6 menit dalam rentang waktu 10 menit terakhir, mesin akan tetap hidup. Karena ini proses charging. Namun di saat listrik ECU sudah memenuhi maka dengan otomatis mesin akan mati.

Misalnya, dalam sepuluh menit terakhir, motor berhenti pertama kali selama 1 menit lalu melaju lagi kemudian berhenti selama 2 menit, maka hitungan total berhentinya sudah 3 menit dalam 10 menit pertama. Jadi, ketika motor berhenti lagi dalam rentang 10 menit yang sama, maka mesin tetap hidup. Sistem ini bertujuan menjaga baterai tetap pada kondisi full charge.

5. AC Magneto Double Crankshaft Position Sensor

Foto: M Luthfi Andika
Dengan memiliki AC Magneto Double Crankshaft Position Sensor ini, memiliki daya besar dan lebih stabil. Sistem ini akan menghasilkan daya yang keluaran lebih stabil untuk semua kebutuhan kelistrikan dan fuel-injection.

AC Magneto dengan 2 Pitch untuk mengakomodasi fitur stop dan start system. Jika coba dianalogikan, di AC magneto ada dua pitch (tonjolan di magnet), satu pitch untuk kondisi normal dan untuk Pitch kedua untuk kondisi Stop-Start System. Jadi saat sepeda motor stop otomatis nanti pitch akan memberikan pengapian.

AC Magneto memiliki keluaran daya 14.0 V 175 W @ 5.000 RPM, diameter rotor 118 mm, jumlah pitch rotor 11 dan jumlah koil stator 12.
Halaman 2 dari 6
(lth/rgr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads