Bantuan Konversi Motor Listrik Naik dari Rp 7 Juta Jadi Rp 10 Juta?

Ridwan Arifin - detikOto
Kamis, 14 Sep 2023 13:40 WIB
Konversi motor listrik Foto: 20detik
Jakarta -

Pemerintah berencana memberikan bantuan subsidi motor listrik konversi dari sebelumnya Rp 7 juta per unit jadi Rp 10 juta. Apa kabarnya sekarang?

Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Kelistrikan Sripeni Inten Cahyani mengatakan fokus saat ini memaksimalkan program yang sedang bergulir terlebih dahulu.

"Saya mau bicara Rp 7 juta dulu saja lah. Kami bicara realisasikan itu dulu," kata Sripeni ditemui di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (13/9/2023).

Lebih lanjut Sripeni mengatakan menaikkan nilai bantuan tak langsung menarik minat masyarakat.

"Emang yakin dinaikkan menarik? Kan belum tentu. Mari kita jalankan dulu, Rp 7 juta kita jalankan dulu," kata dia.

Dalam paparannnya, Sripeni mengungkap realisasi konversi sampai dengan 16 Agustus 2023 sudah mencapai 100 unit. Angka itu didapat dari 5.659 orang sebagai pemohon konversi motor listrik yang masuk daftar antrean.

Daerah yang paling banyak melakukan permohonan konversi adalah Jawa Barat (1.876), Jawa Timur (1.409), dan DKI Jakarta (1.149). Tipe motor yang paling banyak permohonan konversi adalah manual 26 persen, sport 3 persen, dan terbesar motor matic 71 persen.

Wacana meningkatkan nilai subsidi jadi Rp 10 juta itu muncul dalam rapat koordinasi soal antisipasi polusi udara yang dipimpin langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Kala itu Ridwan Kamil mengungkap ada usulan untuk menaikkan subsidi konversi motor listrik pada Agustus 2023.

"Penguatan kendaraan listrik, ada wacana insentif dari 7 juta ke 10 juta, untuk motor listrik konversi, mempermudah urusan lah," beber Ridwan Kamil di kantor Luhut, Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (18/8/2023).

Pemerintah terus mencari upaya agar program konversi motor listrik dapat menarik minat masyarakat luas. Salah satunya menambah opsi menyediakan swap baterai motor listrik.



Simak Video "Video Bahlil: Negara Lain Punya Banyak Tambang, Siapa yang Protes?"

(riar/rgr)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork