Masyarakat di Kecamatan Rongga menyebutnya motor 'keuyeup'. Sepeda motor ini dimodifikasi khusus untuk mengangkut berbagai macam hasil hutan dan pertanian, tak jarang kendaraan ini juga digunakan untuk mengangkut material bangunan, seperti pasir atau semen.
Keyeup merupakan kepiting dalam bahasa Sunda. Istilah ini digunakan warga untuk menyebut kendaraan itu karena lajunya yang pelan tapi mantap di tanjakan. Tren sepeda motor ini baru ada sekitar 5 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya modifikasi sepeda motor Yamaha Vega jadi motor keyeup, sekali modifikasi habislah sekitar Rp 1,5 juta," ujar Acep (43), warga pemilik motor keuyeup kepada detikcom, Kamis (10/10/2019).
![]() |
Bentuk sepeda motor ini memang mirip motor chopper. Memiliki setang yang tinggi dan jok yang sejajar dengan ban belakang, membuat pengendara keuyeup harus meregangkan lengan.
Sementara di bagian tengah, biasanya para 'joki' menyimpan barang bawaan. Untuk menahan beban berat, sepeda motor ini menggunakan empat shock breaker dengan penguatan besi di sasisnya.
"Saya pernah angkut semen 8 sak, satu sak itu 50 kg. Jadi sekitar 400 kg. Kuat dibawa saat ada yang membangun rumah di wilayah terpencil," ujarnya yang mematok harga seikhlasnya tiap satu karung yang dibawa.
![]() |
Agar kuat menanjak, sepeda motor ini menggunakan gear rantai ukuran 60 mm. Lebih besar 5 mm dibandingkan motor trail. "Kalau kondisinya lagi hujan, agar ban menggigit saya pakai rantai di ban belakang," katanya.
Soal mesin, Acep tak mengubahnya sedikit pun. "Kalau di-bore malah cepat aus ke mesin, boros bensinnya. Rem belakang juga dipindah ke atas, kalau di bawah susah ngeremnya," katanya.
(rgr/riar)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?