-
Modifikasi sepeda motor memang menjadi media penyalur kreativitas pencinta otomotif. Banyak aliran modifikasi yang bisa digarap. Tapi, modifikasi motor harus tetap mengedepankan keamanan dan keselamatan berkendara.
Tak sedikit modifikasi motor yang malah membuat berkendara lebih berbahaya. Salah satunya adalah penggunaan
untuk motor harian.
Ban cacing boleh saja dipakai untuk sekadar kontes atau lomba. Tapi untuk penggunaan harian, pakar keselamatan berkendara beranggapan bahwa ban jenis itu jauh dari kata safety.
Belum lama ini terjadi kecelakaan yang melibatkan motor modifikasi ban cacing. Di Mojokerto, sebuah motor sport Honda CBR150R berkelir merah yang dimodifikasi pakai ban cacing kecelakaan di turunan tajam. Motor itu malah tidak memiliki rem depan yang tentunya berbahaya.
Kecelakaan tunggal sepeda motor terjadi di sekitar lokasi Wisata Sendi, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Pakar keselamatan berkendara beranggapan modifikasi motor itu adalah hal yang konyol. Berikut ulasan berita-berita mengenai bahaya modifikasi ban cacing untuk penggunaan harian.
Seperti diberitakan Redaksi Pagi Trans 7, Senin (10/6/2019), kecelakaan ini melibatkan dua orang dan sebuah motor sport, All New Honda CBR150R berwarna merah.
Kronologinya, Honda CBR150R yang dikendarai sepasang kekasih bernama Ridwan dan Selfi, melaju tanpa terkendali di sebuah turunan curam dengan tikungan yang tajam. Motor beserta dua orang pengendara tersebut pun meluncur bebas dan langsung menabrak benteng penyelamat yang terdiri dari tumpukan karung.
Ridwan dan Selfi mengalami luka yang cukup parah. Ridwan luka di wajah dan Selfi mengalami patah tangan. Keduanya langsung dievakuasi tim penyelamat Relawan Kabupaten Mojokerto, dan dibawa ke Rumah Sakit Sumber Gelagah di Mojokerto.
Berdasarkan penjelasan Unit Laka Lantas Polres Mojokerto, kecelakaan itu terjadi karena Honda CBR150R sudah dimodifikasi di sistem pengeremannya. Ubahan dilakukan dengan cara menghilangkan bagian rem cakram depannya.
Tak hanya melepas rem cakram depan, Ridwan diketahui juga sudah mengaplikasi pelek jari-jari dan ban dengan profil yang kecil, di dunia otomotif ban jenis ini biasa disebut ban cacing.
Dengan modifikasi tidak aman seperti itu, sudah jelas motor apa pun akan sulit menghentikan lajunya sendiri. Ban dengan profil kecil akan membuat grip atau cengkeraman ke permukaan jalan jadi berkurang. Sementara rem cakram depan yang dilepas, jelas mengurangi sistem pengereman yang sudah dirancang pabrikan.
Jika untuk kepentingan kontes atau lomba, modifikasi dengan ban cacing sah saja dilakukan. Tapi jika untuk motor harian? Lebih baik pikir ulang.
Seperti dijelaskan instruktur Rifat Drive Labs (RDL), Andry Berlianto, jenis modifikasi ini berbahaya untuk digunakan harian. Sebab secara ekstrem sudah mengubah spesifikasi dasar dari pabrikan.
"Penggunaan ban cacing di motor secara performa akan menyulitkan saat bergerak dinamis (zig dan zag serta berbelok)," kata Andry, kepada detikcom, Selasa (11/6/2019).
Selain itu, ban dengan profil yang kecil akan secara drastis mengurangi grip atau cengkeraman roda ke permukaan jalan. Akibatnya, motor akan mudah selip atau tergelincir ketika melewati jalan yang licin atau saat melakukan pengereman secara mendadak.
"Tidak hanya itu, hentakan atau redaman pelek bisa langsung mengarah ke ban. Ban dengan material yang tipis tentunya akan mudah membuat motor oleng, dan ban itu juga jadi gampang pecah," pungkas Andry.
Menurut instruktur dari Jakarta Defensive Driving Consulting Jusri Pulubuhu, cukup sulit masuk di akal melihat seseorang mengendarai motor dengan aspek keselamatan yang minim, di kondisi medan yang ekstrem.
"Pakai ban atau pelek kecil sah-sah aja, kalau hanya untuk kontes modifikasi atau sekadar dipajang di garasi. Tapi kalau untuk transportasi sehari-hari, motor pakai ban cacing, lebih-lebih ketika komponen keselamatan seperti rem depan diganti atau dilepas, tidak ada sama sekali, menurut saya ini perbuatan tidak bijak, bahkan bisa dikatakan konyol atau bodoh," kata Jusri, kepada detikcom, Selasa (11/6/2019).
Menurut Jusri, sebuah kendaraan harian entah itu motor atau mobil, harus punya traksi atau cengkeraman roda yang maksimal. Agar bisa terjadi perlambatan dan kendaraan berhenti sesuai di titik pemberhentiannya.
"Jadi semakin besar roda kendaraan, semakin baik telapak ban, dan grip ban akan memberikan cengkeraman atau traksi yang maksimal," kata Jusri.
Dijelaskan Jusri, ketika roda dibuat semakin kecil, maka cengkeraman ban atau roda ke permukaan ban akan berkurang.
"Jadi semakin kencang laju motor, maka yang perlu diperhatikan adalah semakin membesarkan telapak ban. Plus dengan memperkuat sistem rem itu sendiri. Kedua hal ini selalu melekat," terangnya lagi.
Tidak hanya berpotensi membahayakan diri sendiri dan pengguna jalan lain, modikasi ekstrem di motor harian, dengan melepas rem depan atau menggunakan ban cacing, maka sama saja tidak menghargai kerja para insinyur di pabrikan motor yang sudah melakukan riset sedemikian panjang untuk menciptakan sebuah produk yang nyaman dan aman digunakan di jalan raya.
"Ketika sebuah sepeda motor yang sudah didesain melewati suatu proses R n D dan Quality Control yang ketat, maka seluruh justifikasi keselamatan itu telah dites, direview, dan dianalisis sedemikian rupa, bukan merupakan suatu proses pendek tapi merupakan proses panjang. Maka kalau spek itu diubah tentunya akan mengurangi kualitas komponen itu sendiri. Mungkin secara estetika bagus (bagi mereka), tapi kekuatan cengkeraman dan pengereman itu turun," pungkasnya.
Builder Retro Syndicate Hidayat Priyo Wibowo, mengatakan aliran modifikasi ini sah di dunia modifikasi dan merupakan salah satu konsep modifikasi motor yang sedang berkembang.
"Thailook (modifikasi motor yang salah satu cirinya pakai ban cacing) itu sebuah desain, dan itu juga mengalami proses. Itu genre yang sah, dan saya mengakui genre itu ada," ujar pria yang akrab disapa Yaya, kepada detikcom.
Namun Yaya mengatakan, bahwa tren penggunaan ban cacing untuk digunakan sebagai kendaraan sehari-hari tidak bisa dibenarkan. Motor dengan ban cacing hanya cocok dipajang di etalase pameran atau saat kontes modifikasi.
"Mohon maaf ya, kalau saya pribadi kurang setuju dengan penggunaan ban cacing (di motor harian). Saya melihat dari unsur safety berkendara," lanjut Yaya.
"Boleh pakai ban kecil tapi konsepnya disesuaikan. Kalau saya melihat sebuah dimensi motor ketika dipakaikan itu, akhirnya malah kedombrongan banget itu sudah tidak sesuai dengan si konsep motor," pungkas Yaya.
Komentar Terbanyak
Mobil Esemka Digugat, PT SMK Tolak Pabrik Diperiksa
Syarat Perpanjang SIM 2025, Wajib Sertakan Ini Sekarang
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar