Siapa Konsumen Indonesia yang Diincar Pabrikan Mobil China?

Siapa Konsumen Indonesia yang Diincar Pabrikan Mobil China?

Dina Rayanti - detikOto
Kamis, 13 Nov 2025 12:10 WIB
The logo of the BYD Auto company is seen on a BYD HAN electric vehicle during a BYD store opening at the car dealership Sternauto in Berlin, Germany January 31, 2024.  REUTERS/Annegret Hilse
Mobil China BYD. Foto: REUTERS/ANNEGRET HILSE
Jakarta -

Makin banyak mobil China di Indonesia. Konsumen seperti apa yang diincar para produsen China itu?

Pilihan mobil baru buat orang Indonesia kian beragam. Terlebih, merek mobil China kian berdatangan mencoba peruntungannya di Tanah Air. Dengan harga relatif terjangkau, kamu bisa mendapatkan mobil listrik asal China dengan fitur yang cukup canggih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pun kalau tak mau yang murah, ada juga beberapa produsen mobil China bermain di segmen premium Tanah Air. Tapi sebenarnya siapa konsumen Indonesia yang diincar para produsen mobil China?

Pengamat otomotif sekaligus akademisi ITB Yannes Martines Pasaribu mengungkap, para produsen China ini memang mengincar beberapa segmen. Mulai dari segmen bawah, menengah, hingga premium. Namun lewat harga murahnya, mobil China terlihat mengincar konsumen menengah.

ADVERTISEMENT

"China memang tampaknya secara strategis menargetkan psikologi pembeli di segmen LCGC yang merupakan pasar terbesar dalam industri otomotif Indonesia," kata Yannes saat dihubungi detikOto baru-baru ini.

Hal itu, kata Yannes, terlihat dari banderol harga yang cukup agresif setara dengan mobil LCGC. Kalau diperhatikan, memang ada produsen China yang menjajakan mobil listrik seharga Honda Brio Satya hingga Toyota Agya. Contohnya adalah BYD Atto 1 yang membanderol city car listriknya mulai Rp 195 juta untuk OTR Jakarta.

"Mereka memanfaatkan preferensi konsumen kelas menengah bawah yang sensitif terhadap biaya awal dan merek memberikan nilai tambah teknologi baru yang tidak mampu diberikan merek Jepang untuk range harga tersebut," lanjut Yannes.

Cara itu dipercaya bisa memperluas pangsa pasar mobil-mobil China di Indonesia. Terlebih kalangan pembeli mobil baru juga sudah mulai diisi oleh kaum milenial dan generasi Z.

"Tetapi juga secara eksplisit ada upaya untuk melemahkan produsen Jepang seperti Toyota-Daihatsu yang menguasai lebih dari 50 persen pasar LCGC di Indonesia melalui strategi penurunan harga yang sistematis untuk menantang merek-merek mapan tersebut," terang Yannes.

Jika fenomena ini terus berlanjut dan produsen Jepang tidak segera mengantisipasinya, bukan tidak mungkin loyalitas konsumen terhadap mobil dari Negeri Sakura pun ikut tergerus.

"Sekaligus mendorong pergeseran pasar ke arah elektrifikasi yang lebih terjangkau," pungkas Yannes.




(dry/rgr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads