Kebiasaan Nyetir Orang RI Bikin Standar Kualitas Mobil Lebih Tinggi

Laporan dari Jepang

Kebiasaan Nyetir Orang RI Bikin Standar Kualitas Mobil Lebih Tinggi

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Jumat, 31 Okt 2025 13:12 WIB
Gangguan mata saat nyetir mobil.
Ilustrasi nyetir mobil. Foto: Visionary Eye Center.
Hamamatsu -

Setiap negara, warganya memiliki kebiasaan mengemudi yang berbeda-beda, termasuk di Indonesia. Bahkan, kebiasaan mengemudi orang Indonesia mengharuskan pabrikan mobil meningkatkan standar kualitasnya.

Hal itu disampaikan Arif Rahman Malis, Assist to Section Head of Development Quality Assurance PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) yang saat ini sedang melakukan training di Suzuki Motor Corporation (SMC) di Hamamatsu, Jepang. Di sana, Malis mempelajari berbagai hal terkait pengujian kendaraan untuk menjamin kualitas kendaraan Suzuki.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi dari sisi quality itu, pertama kan kita memang selalu menjamin produk kita. Mungkin ada temuan klaim dari customer kita. Nah, hal inilah yang kami jadikan guidance dalam pengujian. Kenapa hal ini bisa diklaim sama customer kita, padahal kita melewati tahapan pengujian terlebih dahulu. Nah, dari klaim-klaim yang masuk ini, itu akan menjadi standar baru kita agar ke depannya produk kita bisa lebih baik dan sesuai dengan ekspektasi customer kita," kata Malis saat ditemui di kantor pusat Suzuki Motor Corporation di Hamamatsu, Jepang.

Menurut Malis, sebenarnya dari sisi pengujian kendaraan untuk berbagai negara standarnya sama. Namun, ada yang membedakan dalam hal penyesuaian kendaraan dengan kebiasaan orang Indonesia saat mengemudi.

ADVERTISEMENT

"Jadi pemakaian dari orang Indonesia sama orang Jepang pasti beda. Nah, kalau gaya pakaiannya berbeda, pasti efeknya berbeda. Nah, inilah yang jadi acuan mereka (SMC) untuk ke depan yang jadi standar baru atau ini sudah diwakili dengan standar yang ada," ucap Malis.

Salah satu kebiasaan mengemudi orang Indonesia yang berbeda adalah cara pakai kopling mobil. Menurut Malis, orang Indonesia banyak yang menggunakan kopling menggantung, atau injak setengah kopling.

"Cara pakainya itu sering gantung kopling, orang Jepang itu udah lepas aja. Habitnya orang Indonesia tadi gantung kopling, jarang pakai rem tangan," ujar Malis.

Hal itu membuat Suzuki harus meningkatkan standar kualitas kendaraannya dalam hal pemakaian kopling. Misalnya, kopling dibuat tidak terlalu keras atau feeling-nya dibuat lebih nyaman.

"Itu emang karakter yang mereka bilang unik nih untuk orang Indonesia. Karena ini akan buat masa pakai kopling lebih pendek. Akhirnya mereka (SMC) turunin tuh standar operation force-nya, istilahnya kalau nginjak jadi nggak terlalu keras atau feeling-nya dibikin agak lebih nyaman," katanya.

"Tapi kita bilang, sampai saat ini kita belum ada komplain masalah umur kopling yang terlalu pendek. Artinya kemampuan produk kita sampai saat ini nggak ada masalah. Dan kompetitor kita pun ternyata serupa," sebutnya.

Tak cuma kebiasaan pengemudinya, kondisi lingkungan Indonesia juga membuat Suzuki harus meningkatkan material kendaraannya. Malis mencontohkan kondisi pesisir Indonesia yang membuat kendaraan cepat korosif, beda dengan kondisi di Jepang. Hal itu membuat Suzuki harus membedakan material kendaraannya.

"Kalau yang paling beda dari sisi materialnya. Mobil yang dijual di Indonesia materialnya di-upgrade, ditambahin galvanis supaya lebih tahan korosif dibanding mobil-mobil di Jepang," katanya.




(rgr/dry)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads