Mobil Listrik Dinilai Belum Bisa Gantikan Mesin Konvensional

Laporan dari Jepang

Mobil Listrik Dinilai Belum Bisa Gantikan Mesin Konvensional

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Jumat, 31 Okt 2025 11:07 WIB
Begini tampilan interior BYD Atto 1
 yang diperkenalkan di GIIAS 2025, ICE BSD, Tangerang, Rabu (30/7/2025).
Ilustrasi mobil listrik. Foto: Rifkianto Nugroho
Hamamatsu -

Kendaraan saat ini hadir dengan berbagai macam teknologi, ada hybrid sampai listrik. Namun, Suzuki menganggap kendaraan listrik berbasis baterai belum bisa sepenuhnya menggantikan kendaraan konvensional bermesin bensin atau diesel.

Executive General Manager Asia, Latin America and Oceania Automobile Dept Global Automobile Marketing Suzuki Motor Corporation (SMC) Masafumi Harano mengatakan saat ini Suzuki telah menggarap berbagai macam teknologi kendaraan. Suzuki sudah punya mild hybrid dan strong hybrid. Mobil listrik berbasis baterai pun sudah ada, yaitu Suzuki e Vitara. Dan di Japan Mobility Show (JMS) 2025, Suzuki meluncurkan konsep mobil listrik Vision e-Sky.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada dasarnya yang akan kami coba tunjukkan adalah bahwa kami siap dengan mobil listrik yang akan datang. Salah satunya adalah e Vitara, di mana kami di segmen 4x4. Yang kedua yang Anda lihat kemarin (di JMS 2025) adalah mobil mini kompak kecil yang juga kami sangat kuat. Dua area yang kuat, kami siap menyediakan mobil listriknya," kata Harano saat ditemui di kantor pusat SMC di Hamamatsu, Jepang.

Menurut Harano, memang saat ini popularitas mobil listrik berbasis baterai tumbuh sangat cepat. Hal itu terjadi karena berbagai insentif pajak.

ADVERTISEMENT

"Jika insentif terus berlanjut dengan cara yang lebih besar, mungkin popularitas mobil listrik akan meningkat sangat cepat. Tetapi insentif tidak akan bertahan selamanya. Jadi sekarang, berdasarkan itu, produk apa yang paling memungkinkan di pasar Anda selalu kami amati dengan saksama," ucap Harano.

"Pada dasarnya secara keseluruhan, dalam jangka menengah, mungkin lima tahun ke depan atau lebih, mobil bensin atau hybrid masih menjadi arus utama. Tentu saja, EV sudah hampir mencapainya, tetapi belum melampaui mobil konvensional," lanjutnya.

Harano menganggap, mobil listrik belum bisa menggantikan mobil konvensional. Sebab, harga baterai dan jarak tempuh mobil listrik sejauh ini belum sepraktis kendaraan konvensional.

"Jika Anda membutuhkan jarak jauh, Anda membutuhkan baterai yang sangat mahal. Harganya akan naik tinggi. Jika insentif besarnya meningkat, mungkin, tetapi saya rasa tidak karena banyak pemerintah, tidak hanya di Indonesia, tidak terlalu banyak mengeluarkan uang untuk terus menggelontorkan dana untuk mobil listrik. Tetapi kami siap jika kami benar-benar perlu mendatangkan kelompok besar itu," katanya.




(rgr/dry)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads