Toyota dengan lantang mengatakan banyak cara yang bisa dilakukan untuk bisa menekan emisi gas buang. Pertaruhan besar dengan strategi 'Multi-Pathway' diterapkan, dengan menyatakan teknologi mobil hybrid, plug-in hybrid dan hidrogen juga bisa menekan emisi gas buang, tidak hanya berpatok pada kendaraan listrik.
Kini strategi tersebut mulai membuahkan hasil positif. Terbukti dengan menurunnya penjualan kendaraan full listrik di dunia, tapi kendaraan elektrifikasi lainnya tetap diterima dengan baik.
Hal ini sesuai dengan prediksi dan pernyataan Chairman Toyota Akio Toyoda pada Januari 2024 lalu. Saat itu, seperti dikutip Reuters, Toyoda mengatakan market mobil listrik di dunia hanya mencapai 30 persen, .
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam laporan Reuters dijelaskan, hampir 3 dekade Toyota memperkenalkan Toyota Prius, kini mobil hybrid yang mengawinkan mesin bensin dengan motor listrik ini berhasil memimpin pasar mobil hybrid. Bahkan salah satu petinggi Toyota mengatakan, di masa depan Toyota dan Lexus hanya akan memperkenalkan model hybrid, tidak ada lagi mobil bensin.
"Ke depannya, kami berencana untuk mengevaluasi, lini demi lini, apakah penerapan sepenuhnya hybrid menjadi masuk akal," ujar head of sales and marketing Toyota North America, David Christ.
![]() |
Selanjutnya dijelaskan evaluasi tersebut akan dilakukan tidak dalam waktu singkat. Akan tetapi untuk menghadirkan varian hybrid pada model yang telah hadir menjadi strategi yang berhasil. Dicontohkan pada RAV4 yang telah menjadi SUV terlaris di Amerika Serikat, dengan setengah penjualannya dikuasai model hybrid.
Strategi senada juga diterapkan Toyota dalam memasarkan Camry di Amerika. Toyota memastikan telah menghentikan laju Camry bensin di Amerika. Begitu juga dengan Land Cruiser dan Sienna, yang kini hanya diperkenalkan varian hybrid.
Selanjutnya dijelaskan, langkah Toyota di dunia saat ini ialah memperkuat dominasi hybrid seiring dengan menurunnya penjualan mobil listrik di dunia. Menurunnya penjualan mobil listrik di dunia, tidak lepas dari harga yang terlampau tinggi dan tidak praktisnya saat melakukan pengisian daya.
Sedangkan mobil hybrid tidak perlu melakukan pengisian daya dan dapat beralih dengan mudah antara tenaga bensin dan listrik, atau menggunakan keduanya sekaligus, tergantung pada kondisi berkendara. Begitu juga dengan plug-in hybrid dapat diisi daya dan mampu menempuh jarak sekitar 40 mil (64 km) dengan tenaga baterai, seperti kendaraan listrik, sebelum mesin bensin bekerja.
(lth/rgr)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Bayar Pajak STNK Masih Datang ke Samsat? Kuno! Ini Cara Bayar Pakai HP