Suzuki Tetap Produksi-Jualan Mobil Hybrid Meski Tak Ada Insentif Pemerintah

Pupus sudah harapan akan insentif mobil hybrid. Pemerintah telah mengumumkan tak akan ada insentif yang diberikan untuk mobil ramah lingkungan itu. Harapan agar harga mobil hybrid lebih murah pun sirna.

Meski demikian, hal ini tidak membuat pabrikan berhenti menjual mobil hybrid di Indonesia. Salah satunya PT Suzuki Indomobil Sales yang berkomitmen untuk menyajikan mobil hybrid sekalipun tak mendapat insentif. Hal itu dilakukan lantaran agar para vendor tetap produksi sehingga tidak ada pengurangan karyawan, dan menyumbang dalam peningkatan perekonomian Indonesia.

"Kami tetap memasarkan mobil hybrid sebagai bagian dari strategi menyediakan produk lebih ramah lingkungan serta mudah dijangkau bagi kebanyakan masyarakat, dan memenuhi kebutuhan utama pelanggan kami dengan produk berkualitas," kata Deputy Managing Director PT SIS Donny Saputra.

"Karena tujuan kami masih sama, yaitu mempopularisasi kendaraan ramah lingkungan kepada pasar yang volumenya tergolong besar. Dengan komitmen positif yang kami pegang tersebut, tentu arah bisnis Suzuki akan konsisten menghadirkan produk-produk ramah lingkungan, seperti hybrid sebagai salah satunya," Donny menambahkan.

Adapun alasan pemerintah tak memberikan insentif karena penjualan mobil hybrid sudah cukup baik ketimbang mobil listrik. Dari data penjualan mobil yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil hybrid memang lebih banyak dibanding mobil listrik. Pada semester I tahun 2024, Gaikindo mencatat penjualan mobil hybrid sebanyak 25.807 unit, itu pun di luar plug-in hybrid sebanyak 43 unit. Sedangkan mobil listrik penjualannya sebanyak 11.983 unit.

Sepanjang Januari-Juni 2024, mobil hybrid menyumbang 6,3 persen penjualan kendaraan di Indonesia. Sedangkan mobil listrik hanya menyumbang 2,9 persen. Total penjualan kendaraan elektrifikasi yang terdiri dari mobil hybrid, plug-in hybrid, dan mobil listrik berbasis baterai sebanyak 37.788 unit atau menyumbang 9,3 persen terhadap total penjualan mobil secara nasional selama enam bulan pertama tahun 2024.