Nostalgia Mudik via Jalur Legendaris Pantura, Ternyata Begini Kondisinya Kini...

Ekspedisi Jalur Mudik Jakarta-Surabaya via Pantura

Nostalgia Mudik via Jalur Legendaris Pantura, Ternyata Begini Kondisinya Kini...

M Luthfi Andika - detikOto
Selasa, 09 Apr 2024 06:59 WIB
Jakarta - Dulu jalur Pantura (Pantai Utara) adalah pusat rute perjalanan pemudik dari Jakarta ke kampung halaman. Dulu, begitu banyak titik dan lokasi 'legendaris' di sana di mana kemacetan berjam-jam adalah menu utama yang harus dinikmati para pelancong Hari Raya. Pantura kini sudah banyak berubah sejak dibuka Tol Trans Jawa. Apa kabar jalur Pantura kini?

Tradisi mudik balik merayakan hari raya Idul Fitri jadi momen yang ditunggu masyarakat Indonesia. Dari tahun ke tahun, nyaris di seluruh wilayah Indonesia, mudik selayaknya 'kewajiban' yang harus ditunaikan demi silaturahim dengan sanak keluarga.

Khusus di Pulau Jawa, ada pergeseran tradisi mudik. Sampai sekitar 10 tahun lalu, pemudik di Jawa mayoritas memilih Jalur Pantai Utara atau Pantura sebagai pilihan pulang ke kampung halaman. Namun kini masyarakat lebih memilih menggunakan jasa jalan bebas hambatan Trans Jawa, yang memangkas durasi perjalanan dan dianggap lebih aman karena ketiadaan pemotor dan sedikitnya kendaraan besar yang melintas.

Tol Trans Jawa yang menghubungkan ujung barat dan timur Pulau Jawa, tercatat tersambung secara penuh sejak tahun 2018. Membentang sepanjang lebih kurang 1.167 km, ruas tol ini telah menjadi pilihan utama para pemudik.

Bagaimana Nasib Jalur Pantura kini?

Pada periode mudik Lebaran 2024 kali ini, redaksi detikOto melakukan penulusuran ulang jalur Pantura. Perjalanan kami menjelajahi ruas jalan yang pernah sangat populer dan jadi urat nadi Pulau Jawa itu kami lakukan bersama Toyota Yaris Cross Hybrid melalui program Eksotik (Ekspedisi Oto Jalur Mudik) 2024.

Dibanding 10 tahun lalu, jalur Pantura jelas sudah banyak berubah. Jalur favorit pemudik itu, jika harus dibandingkan, kini jauh lebih sepi.

Siapapun yang pernah mudik via Pantura mungkin masih terbayang betapa mengerikannya macet di Simpang Jomin, mobil mengular di Lohbener, antrean di Losari, hingga jalur berliku dan menanjak ketika melintas Alas Roban. Kini nyaris tidak ada antrean kendaraan saat melintasi titik-titik yang dulunya horor tersebut.

Tapi Pantura menolak mati, geliat kehidupan dan perputaran ekonomi serta bisnis masih terasa di sana, tentu saja dengan banyak keistimewaan yang ditawarkan pada sepanjang perjalanan.

Jalur mudik Pantura selalu menyisahkan cerita yang tidak akan pernah bisa dilupakan. Bahkan jika detikers pernah merasakan perjalanan melalui jalur Pantura, pasti tidak akan pernah menyangka, kalau Pantura masih relatif sama seperti dulu.

Namun kenyataan pahit harus diterima masyarakat sepanjang jalur Pantura. Jika dahulu debu jalanan masih terasa ikhlas diterima, karena masih banyak peluang usaha untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, kini masyarakat kondisinya tak lagi sama.

Jumlah pemakai jalan yang jauh menurun memengaruhi juga aktivitas ekonomi pada banyak wilayah. Tidak sedikit warga lokal yang memilih untuk mematikan usaha mereka. Dalam perjalanan yang kami lakukan, kerap terlihat bangunan yang ditinggalkan. Kini kumuh dan tak terurus, bahkan nyaris roboh.

Perjalanan mudik balik ke kampung halaman via Pantura bersama Toyota Yaris Cross Hybrid 2024 kali ini terbagi dalam 3 etape. Sebagai permulaan, etape pertama diawali dari Gedung TransTV Jakarta Selatan menuju Indramayu, dan diakhiri di kota Cirebon Jawa Barat.

Selanjutnya perjalanan dilanjutkan pada etape kedua, dengan rute Cirebon, Jawa Barat, menuju Pekalongan, dan diakhiri di Ungaran, Jawa Tengah.

Etape terakhir alias etape ketiga dilanjutkan dengan melalui Ungaran Semarang Jawa Tengah, menuju Demak, Tuban, dan diakhiri Surabaya Jawa Timur.

Tercatat 1.000 km lebih telah kami lalui untuk membuktikan bagaimana nasib jalur legendaris Pantura saat ini, dan tentunya sekaligus menguji keunggulan serta ketangguhan Toyota Yaris Cross Hybrid.

Cek jalur mudik jalur Pantura bersama Toyota Yaris Cross Hybrid.Cek jalur mudik jalur Pantura bersama Toyota Yaris Cross Hybrid. Foto: detikOto/detik.com

Kendati demikian, pengendara yang hendak mudik lebaran harus mengetahui bahwa meski jalur 'Tua' Pantura memiliki berbagai tantangan, dengan banyaknya para pengendara motor yang tidak mempedulikan kendaraan lain, serta tidak sedikitnya kendaraan besar yang melintas, Jalur Pantura memiliki berbagai 'Hidden Gem' sulit untuk dilalui begitu saja.

Seperti perjalanan detikOto kali ini bersama Toyota Yaris Cross Hybrid, hampir diseluruh kota atau hampir diseluruh wilayah yang kami sambangi memiliki destinasi yang menarik untuk dilihat. Selain itu berbagai dunia kuliner khas masing-masing daerah juga memberi kesan yang tak terlupakan.

Ekspedisi Jalur Mudik 2024 bersama Toyota Yaris Cross Hybrid: Pantura Ditinggalkan, Pantura Dirindukan

Cek jalur mudik Pantura 2024 bersama Toyota Yaris Cross HybridCek jalur mudik Pantura 2024 bersama Toyota Yaris Cross Hybrid Foto: detikOto/detik.com

Diawali dari Indramayu Jawa Barat, pasti banyak dari masyarakat yang tidak mengetahui bahwa di Indramayu ada satu destinasi yang bernama Agroeduwisata Situbolang. Lokasi tersebut mampu memberikan pengetahuan akan bercocok tanam, akan habitat burung elang, dan masyarakat bisa memetik langsung buah mangga langsung dari pohonnya dan membelinya, semua pengetahuan ini bisa didapat cuma dengan membeli tiket Rp 15.000.

Memasuki kota Cirebon, berbagai destinasi sudah pasti akan terbayang dalam benak detikers bukan. Diawali dari Keraton Kesepuhan Cirebon, serta berbagai kuliner yang sulit dilupakan kenikmatannya, diawali dari nasi Jamblang, empal gendong, tahu gejrot, dan lain-lainnya. Namun banyak yang tidak mengetahui di Cirebon ada satu spot yang menarik dan layak untuk dikunjungi yakni 'Warung Kopi Manis', dengan menawarkan nuansa ketenangan persawahan, setiap pengunjung akan mendapatkan nuansa pedesaan yang menenangkan.

Saat memasuki wilayah Pekalongan, tidak perlu diragukan kesan kental Jawa Tengah sudah terasa. Di wilayah ini juga redaksi detikOto yang melakukan perjalanan bersama Toyota Yaris Cross Hybrid ini juga bisa melihat langsung para pengrajin batik tradisional, yang berusaha keras untuk melestarikan budaya batik dengan ciri khas batik yang lebih berwarna.

Nuansa religi sudah tak terbantahkan lagi, Demak memang pantas menjadi kotanya para wali ditandai dengan masih berdirinya Masjid Agung Demak yang sudah berdiri sejak 1401 Saka. Masjid ini dipercayai pernah menjadi tempat berkumpulnya para ulama (wali) yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa yang disebut dengan Walisongo. Pendiri masjid ini diperkirakan adalah Raden Patah, yaitu raja pertama dari Kesultanan Demak sekitar abad ke-15 Masehi.

Cek jalur mudik jalur Pantura bersama Toyota Yaris Cross Hybrid.Cek jalur mudik jalur Pantura bersama Toyota Yaris Cross Hybrid saat di Demak. Foto: detikOto/detik.com

Raden Patah bersama Wali Songo mendirikan masjid yang karismatik ini dengan memberi gambar serupa bulus. Ini merupakan candra sengkala memet, dengan arti Sarira Sunyi Kiblating Gusti yang bermakna tahun 1401 Saka. Gambar bulus terdiri atas kepala yang berarti angka 1 (satu), 4 kaki berarti angka 4 (empat), badan bulus berarti angka 0 (nol), ekor bulus berarti angka 1 (satu). Dari simbol ini diperkirakan Masjid Agung Demak berdiri pada tahun 1401 Saka.

Perjalanan melalui jalur Pantura belum selesai, tim detikOto pun melanjutkan perjalanan dengan melintasi kota Tuban. Tuban menjadi wilayah destinasi yang tidak terlupakan, jika dilihat dari luar Tuban seakan menjadi kota singgah yang hanya bisa dilewati.

Namun kenyataannya Tuban memiliki sejarah panjang, bahkan banyak yang tidak mengetahui Tuban memiliki 'Goa Akbar'. Beralamat di Semanding, Jarkali, Gedongombo, Kec. Tuban, Kabupaten Tuban, Jawa Timur 62317, Goa ini bisa dikatakan sangat unik karena terletak di tengah-tengah pasar baru Tuban.

Akhirnya perjalanan Eksotik Bernostalgia di Jalur Pantura bersama Toyota Yaris Cross Hybrid 2024 memasuki check point terakhir, yakni Surabaya. Kota Pahlawan selalu memberikan kesan luar biasa, dengan kesan metropolitan dan sejarah panjang, Surabaya tidak bisa dilupakan.

Bisa disimpulkan Jalur Pantura memang memberikan kesan yang tersendiri, banyaknya pengendara motor yang kurang memerhatikan keselamatan berkendara. Ditambah tidak sedikitnya kendaraan besar yang menyulitkan perjalanan, kewaspadaan dalam berkendara menjadi poin utama.

Namun lebih dari itu pemilihan kendaraan menjadi sangat penting untuk bisa melintasi jalur legendaris Pantura, karena kendaraan dengan memiliki berbagai fitur lengkap dan efisiensi bahan bakar seperti Toyota Yaris Cross S HV type with GR Parts Aero Package yang detikOto kendarai, bisa dipastikan sangat membantu selama perjalanan dan menambah kesan nyaman saat berkendara.

Cek jalur mudik Pantura 2024 bersama Toyota Yaris Cross HybridCek jalur mudik Pantura 2024 bersama Toyota Yaris Cross Hybrid Foto: detikOto/detik.com

Jelajah Pantura Jadi Asyik Bersama Toyota Yaris Cross Hybrid

Bicara soal efisiensi bahan bakar, detikOto memang mendapatkan data yang beragam, namun berdasarkan odometer yang tersaji Toyota Yaris Cross Hybrid yang kami kendarai berhasil menempuh 31,2 km/liter, dengan rute Ugaran Semarang Jawa Tengah menuju Demak.

Toyota Yaris Cross S HV type with GR Parts Aero Package dibekali beberapa fitur unggulan seperti Electric Power Back Door with Kick Sensor, Panoramic Glass Roof with Power Sunshade, Toyota Safety Sense, Drive Mode (ECO, Normal, Power), dan head unit ukuran 10,1 inci yang bisa menjalankan fitur Apple CarPlay dan Android Auto secara wireless.

Toyota Yaris Cross versi tertinggi dilengkapi pilihan mesin hybrid 2NR-VEX kapasitas 1.500 cc, 4 silinder, bertenaga 89,8 dk pada engine dan 79,1 dk di motor listrik, dengan torsi 121 Nm pada engine dan 141 Nm pada motor listrik.

Dikendalikan oleh Toyota Hybrid System (THS), dapur pacu ini dilengkapi EV Mode, serta transmisi CVT yang bersinergi dengan motor listrik untuk menggerakkan as roda depan. Ditambah fitur Toyota Safety Sense yang mampu menjaga keselamatan saat berkendara.


(lth/din)

Hide Ads