Nissan dan Honda dikabarkan berniat untuk memangkas produksi mobil di China. Hal itu dilakukan lantaran ketatnya persaingan mobil listrik di Negeri Tirai Bambu.
Nissan Motor dan Honda Motor tengah mempertimbangkan untuk memangkas produksi. Pemangkasan produksi itu rencananya dilakukan di China karena ketatnya persaingan dari BYD dan pabrikan mobil listrik lainnya, demikian diberitakan Nikkei.
Nissan kemungkinan menurunkan produksinya di pasar otomotif terbesar dunia hingga 30 persen atau sekitar 500.000 unit mobil. Sementara itu, Honda berencana memangkas produksi 1,2 juta unit mobil di China.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait laporan itu, Nissan dan Honda belum mau bicara banyak. Juru bicara Nissan menyebut sisi dari laporan itu tidak benar tanpa memberikan keterangan lebih lanjut. Sementara juru bicara Honda mengatakan belum memutuskan untuk memangkas produksi hingga 1,2 juta unit. Namun demikian, Honda menolak untuk memberikan komentarnya.
Masih dalam laporan Nikkei, Nissan tengah menata ulang basis produksi dengan mitra-mitra di China. Nissan juga bakal memanfaatkan kelebihan kapasitas produksi untuk memproduksi mobil-mobil guna memenuhi kebutuhan ekspor di negara-negara Asia.
Nissan merupakan produsen mobil terbesar ketiga di Jepang. Namun pada tahun lalu volume penjualannya menurun 16,1 persen menjadi kurang dari 800.000 mobil.
Honda pun mengalami penurunan di China. Produsen mobil Jepang terbesar kedua setelah Toyota itu, penjualannya merosot 10 persen menjadi 1,2 juta pada periode yang sama.
Baca juga: Eropa Mau 'Jegal' Mobil China Pakai Cara Ini |
Nissan mengoperasikan delapan pabrik di China lewat perusahaan patungan bersama Dongfeng Motor. Belakangan, merek-merek mobil China memang sangat berkembang pesat. Para produsen asing pun kehilangan pangsa pasarnya di Negeri Tirai Bambu itu. Honda saat ini mengoperasikan empat pabrik di China melalui perusahaan patungan dengan GAC Group yang sudah berdiri sejak akhir tahun 1990-an. Sementara tiga pabrik lainnya berdiri dengan perusahaan patungan Dongfeng yang didirikan tahun 2004.
Adapun terkait pemberitaan itu, GAC kepada Reuters mengaku tidak mengetahui informasi tersebut. Sedangkan Dongfeng tidak memberikan respon.
(dry/din)
Komentar Terbanyak
Penjualan Mobil Ambrol, Ekonomi Indonesia Tidak Baik-baik Saja
Heboh Polantas Tanya 'SIM Jakarta', Begini Cerita di Baliknya
Duh! Ojol Ancam Mau Demo Sebulan Sekali