Toyota masih membutuhkan nikel untuk baterai pada mobil elektrifikasinya. Salah satu produk buatan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) yang menggunakan bahan baku nikel adalah Innova Zenix.
MPV keluarga itu diketahui menggunakan baterai Nickel-Metal Hydrida (NiMH). Jenis baterai itu juga sama seperti yang digunakan pada mobil hybrid Toyota lain yang sudah terlebih dulu dijual di Indonesia seperti Corolla Cross Hybrid maupun Camry Hybrid.
Satu produk lain yang sudah diproduksi Toyota adalah Yaris Cross Hybrid. Namun mobil hybrid itu menggunakan baterai jensi lithium-ion jenis NCM (Nikel Cobalt Mangan).
Saat ini Toyota masih mengimpor komponen baterai hybrid dari negara luar. Namun dirangkai menjadi satu set di pabrik yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat. Bob menegaskan tidak menutup kemungkinan bakal menggunakan bahan baku dari dalam negeri.
Selain mobil hybrid, Toyota juga memasarkan mobil listrik bZ4x yang diketahui juga memakai baterai lithium-ion (LiB). Kobalt dan nikel diketahui masih menjadi bahan utama untuk membuat baterai jenis LiB. Elemen katoda menggunakan bahan dari Lithium, Nickel, dan Cobalt Manganese (NMC). Baterai ini juga dipakai pada Yaris Cross buatan lokal.
Apa alasan Toyota memakai Nikel pada baterai mobil hybrid-nya?
"Salah satu pemilihan produk, pemilihan jenis baterai, kan mempertimbangkan kondisi lokal juga. Makanya di Innova Zenix ini kita menggunakan NiMH. Basisnya nikel, kemudian juga baik untuk produknya Innova, bobotnya besar, kita membutuhkan baterai hybrid yang butuh power yang besar juga," kata Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam di Karawang, Jawa Barat, Senin (21/1/2024).
Bob berharap pemerintah juga menstimulus pasar mobil hybrid, yang sudah terbukti menggunakan nikel sebagai bahan baku dalam pembuatan baterai. Apalagi transisi energi juga diperlukan untuk menuju dekarbonisasi.
"Kita dorong upstream industri kita punya off taker dalam negeri. Salah satu syaratnya konsumsi harus kita dorong, melalui insentif-insentif. Mungkin pemerintah suffer, tapi saya yakin tidak suffer juga kalau volume-nya naik. Tapi nggak apa-apa dalam waktu tertentu, setelah konsumsi tumbuh, ekonomi bergerak akan memberikan income," jelas Bob.
Berdasarkan data wholesales Gaikindo, mobil hybrid buatan Toyota mendominasi pasar hybrid dengan penjualan mencapai 35.430 unit sepanjang 2023. Innova Zenix menjadi paling diminati dengan total sebanyak 27.707 unit.
"Yang penting sebenarnya bagaimana kita membangun pasarnya. Supaya nikel yang ada yang dieksplore itu ada off taker. Jadi yang bagus itu kalau ekspor dan domestik sama-sama berkembang. Jadi semua jalan harus kita buka, tidak hanya baterai BEV, tapi baterai untuk hybrid dibuka juga. Karena hybrid juga menggunakan nikel. Secara jumlah juga lumayan besar. Di beberapa negara pengalamannya selain BEV, hybrid juga berkembang. Kalau dua-duanya dikembangkan makin cepat kita mencapai economic scale," kata dia.
Saat ini Toyota masih mengimpor komponen baterai hybrid dari negara luar. Namun dirangkai menjadi satu set di pabrik yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat. Bob menegaskan tidak menutup kemungkinan bakal menggunakan bahan baku dari dalam negeri.
Bob menambahkan harga mobil hybrid lebih bersaing di Thailand. Pasalnya pemerintah gajah putih mendorong penggunaan transisi energi yang ramah lingkungan.
"Murah atau mahal tergantung pajaknya pemerintah. Sekarang di Thailand mobil hybrid bisa lebih murah. Karena pajaknya lebih murah, karena lebih murah, lebih berkembang. Kalau lebih berkembang kan industrinya jadi lebih cepat invest. Orang akan datang, investor. Jadi kita jangan lihat sepotong tapi kita lihat secara keseluruhan. Makanya saya bilang untuk mendorong perubahan ada dua; kasih insentif atau pinalti," kata Bob.
Simak Video "Mau mudik? Intip Kisi-kisinya di sini!"
(riar/din)