Ini Rahasia China Bisa Tekuk Jepang Jadi Eksportir Mobil Terbesar di Dunia

Ini Rahasia China Bisa Tekuk Jepang Jadi Eksportir Mobil Terbesar di Dunia

Dina Rayanti - detikOto
Kamis, 11 Jan 2024 09:08 WIB
Pabrik mobil Chery di Wuhu China
Pabrik mobil Chery di China. Foto: dok. Chery International
Jakarta -

China menekuk Jepang sebagai eksportir mobil terbesar di dunia. Apa rahasianya?

China berhasil menggusur Jepang sebagai eksportir mobil terbesar di dunia. Dalam data yang dihimpun China Passenger Car Association (CPCA), ekspor mobil dari China pada Januari-November 2023 menyentuh 4,76 juta unit. Melihat tren di Desember, ekspor China sepanjang tahun 2023 diperkirakan mencapai 5,26 juta unit.

Sebagai perbandingan, ekspor mobil dari Jepang pada periode Januari-November hanya mencapai 3,99 juta unit. Sementara untuk periode 2023, torehan Jepang diperkirakan mencapai 4,3 juta unit. Selisihnya ekspor dengan China tersebut nyaris mencapai 1 juta unit sekaligus membuat Negeri Tirai Bambu itu menjadi eksportir mobil terbesar sedunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada beberapa merek yang tercatat memberikan kontribusi besar di China seperti Chery Automobile, SAIC, Tesla China, Geely Automobiles, Great Wall Motors, BYD Automobiles, dan Changan Automobiles.

Setidaknya ada beberapa alasan yang membuat China amat perkasa dalam urusan ekspor mobil di dunia. Pertama adalah peningkatan permintaan pasar yang meroket. Kualitas mobil merek China juga belakangan terus membaik. Tak cuma itu, pesatnya perkembangan mobil listrik di China juga turut berkontribusi terhadap peningkatan ekspor tersebut.

ADVERTISEMENT

Harga mobil yang diekspor juga disebut tinggi dan membuat produsen mendapat keuntungan. Dengan demikian beberapa produsen memilih untuk mengandalkan ekspor sekaligus menekan biaya untuk penjualan di pasar domestik.

Meski permintaan dari negara-negara CIS (Commonwealth of Independent States) melambat, kenaikan bisa didapat dari mobil-mobil energi baru. Pertumbuhan ekspor China bukan hanya datang dari inflasi di sejumlah negara, kelangkaan rantai pasok, geopolitik, dan sejumlah hal lainnya, melainkan juga terjadi lantaran pengalaman dan penyerapan teknologi setelah bergabung dengan WTO.

Adapun saat industri mobil di dunia kebanyakan terhambat gara-gara kelangkaan chip, produsen mobil China justru diklaim masih bisa stabil. Produsen China di bawah naungan Kementerian Industri dan Teknologi Informasi serta kementerian lainnya memiliki kerja sama yang erat untuk memastikan produksi stabil, sedikit perubahan dalam biaya, meningkatkan daya saing internasional, mencapai target ekspor, dan menjamin pasokan domestik aman.

Hal itu bisa terlihat dari peningkatan ekspor ke negara-negara seperti Australia, Eropa, dan Asia Tenggara. Negara-negara tersebut menjadi tujuan utama dari para produsen otomotif China.




(dry/rgr)

Hide Ads