Sensor ECT adalah bagian penting dari sistem pendingin mesin mobil. Sensor ini mengawasi suhu cairan pendingin dan meneruskan informasi ke unit kontrol mesin.
Kerusakan sensor ECT mengakibatkan masalah pada bagian mesin lainnya, sehingga tidak bisa berfungsi dengan baik. Karena itu, kerusakan pada ECT harus ditangani secepatnya.
Fungsi Sensor ECT
Dikutip dari jurnal yang berjudul Uji Performa Sepeda Motor Sport Sistem Programmed Fuel Injection (PGM-FI) Satu Silinder 150 CC Menggunakan Bahan Bakar Bensin Ron 92 yang ditulis oleh Amir dan Muhammad Nofriansyah dalam Jurnal Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Tangerang, sensor ECT atau Engine Coolant Temperature memiliki fungsi untuk mendeteksi suhu atau temperatur mesin. Kemudian, informasi ini diproses oleh ECM untuk mengontrol jumlah dan waktu penginjeksian bahan bakar sesuai suhu mesin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cara Kerja Sensor ECT
Dikutip dari situs Auto Ditex, untuk mengubah variasi resistansi ECT menjadi variasi tegangan yang selanjutnya diproses oleh ECU adalah sensor ECT. Sensor ECT dihubungkan dalam sirkuit yang biasanya diberikan dengan tegangan referensi +5V.
Pada mesin dingin dan suhu sekitar 20 ΒΊC, resistansi sensor antara 2000 Ξ© dan 3000 Ξ©. Setelah mesin dihidupkan, suhu cairan pendingin akan mulai naik. Sensor ECT secara bertahap akan memanas dan resistansinya berkurang secara proporsional.
Pada suhu 90 ΒΊC, resistansinya berada pada kisaran 200 Ξ© hingga 300 Ξ©. Dengan demikian, sinyal tegangan variabel yang bergantung pada temperatur cairan pendingin dikirim ke komputer.
Ciri-Ciri Sensor ECT Rusak
Dikutip dari situs Gear Star dan Suzuki Bali, berikut ini ciri-ciri terdapat kerusakan pada sensor ECT:
1. Lampu mesin tiba-tiba menyala
Jika lampu mesin tiba-tiba menyala, hal ini dapat mengindikasikan adanya gangguan pada sensor ECT. Jika komputer mendeteksi adanya perkembangan yang tidak baik pada sirkuit atau sinyal sensor, maka lampu mesin dapat menyala. Lampu tidak akan padam hingga seorang spesialis menangani masalah tersebut.
2. Pemborosan bahan bakar
Pemborosan bahan bakar dapat menjadi gejala yang mengindikasikan bahwa sensor ECT tidak dapat berfungsi. Jika sensor ECT tidak berfungsi, sensor ini dapat mengirimkan sinyal yang salah ke komputer. Respon dari komputer dapat membuat perhitungan waktu dan bahan bakar menjadi tidak seimbang.
3. Idle yang kasar
Sensor ECT yang rusak dapat menyebabkan campuran bahan bakar tidak tepat. Hal ini menyebabkan mesin bergetar ketika kendaraan berada pada kecepatan rendah dan bahkan dapat menyebabkan kehilangan daya, perilaku aneh, dll.
4. Kipas pendingin listrik yang rusak
Beberapa sensor ECT kendaraan mengontrol kipas pendingin elektrik. Sebagian besar mobil dilengkapi dengan 2 sensor suhu yang berbeda, untuk kipas, manajemen mesin, dan pengukur dasbor. Namun, jika kendaraan hanya memiliki satu sensor ECT dan rusak, kipas elektrik akan tidak berfungsi sama sekali.
5. Mesin yang terlalu panas
Mesin yang terlalu panas dapat menjadi salah satu ciri-ciri kerusakan pada sensor ECT. Terkadang, saklar suhu cairan pendingin dapat mengalami kerusakan sehingga mulai mengirimkan sinyal panas secara permanen. Hal tersebut menyebabkan komputer salah mengimbangi sinyal sehingga mesin macet atau terlalu panas.
6. Asap hitam yang keluar dari mesin
Apabila knalpot kendaraan mulai mengeluarkan asap hitam, sensor ECT bisa menjadi penyebabnya. Sensor ECT dapat mengalami kegagalan dan mengirimkan sinyal dingin ke komputer. Hal ini akan membingungkan komputer dan merangsangnya untuk menambahkan campuran bahan bakar yang tidak perlu.
Jika kendaraan menunjukkan ciri-ciri di atas, sebaiknya segera diperiksa dan diatasi. Kerusakan sensor ECT yang ditangani secepatnya menekan risiko penurunan fungsi dan kinerja mesin.
(row/row)
Komentar Terbanyak
Penjualan Mobil Ambrol, Ekonomi Indonesia Tidak Baik-baik Saja
Harga BYD Atto 1 Bisa Acak-acak Pasar Agya? Ini Kata Toyota
Duh! Ojol Ancam Mau Demo Sebulan Sekali