Mobil Pelat Merah yang Keluarkan Asap Tebal Masuk Bengkel

Foto: Mobil pelat merah keluarkan asap tebal dari knalpot (dok. istimewa)

Jakarta -

Viral di media sosial video yang menggambarkan sebuah mobil dinas berpelat merah mengeluarkan asap dari knalpotnya. Asap yang dikeluarkan dari knalpot mobil dinas tersebut cukup tebal.

Dalam video yang beredar, mobil pickup double cabin Nissan Navara itu tengah melaju di Jalan Mampang Prapatan Raya. Tampak kepulan asap tebal keluar dari knalpot mobil saat melaju.

"Polusi bro, pelat merah, pelat merah," ujar perekam video.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari situs resmi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, mobil dengan pelat nomor B 9041 PSD itu merupakan kendaraan dinas operasional (KDO) Suku Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Nakertransgi) Jakarta Pusat. Menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Kadis Nakertransgi) DKI Jakarta Hari Nugroho, mobil dinas yang mengeluarkan asap tebal itu perlu dilakukan perbaikan agar emisinya memenuhi standar. Mobil itu dibawa ke bengkel untuk dilakukan perbaikan.

"Tadi itu KDO dari Sudin Nakertransgi Jakarta Pusat dalam perjalanan ke bengkel, sekarang posisinya sudah di bengkel. Kami sangat mendukung upaya peningkatan kualitas udara di Jakarta. Untuk itu, saya sudah menginstruksikan agar semua KDO dicek dan segera dibawa ke bengkel kalau emisi gas buangnya sudah tidak baik," kata Hari.

Hari menegaskan, pihaknya sudah menerbitkan surat edaran agar kendaraan dinas dirawat secara rutin. Perawatan rutin kendaraan itu diperlukan agar tidak menyumbang polusi lebih banyak.

"KDO ini aset yang dibeli pakai uang rakyat jadi harus dirawat dengan baik. Bagi yang lalai akan diberikan sanksi," terangnya.

Pengguna mobil dinas yang mengeluarkan asap tebal ini juga telah diberikan sanksi. Namun, tidak disebutkan sanksi apa yang diberikan. Hari meminta maaf atas kejadian mobil pelat merah yang mengeluarkan asap tebal ini.

"Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan. Kami juga telah memberikan sanksi kepada pengguna KDO agar menjadi pembelajaran dan tidak terulang lagi," sebutnya.