Pemerintah berencana memberikan keringanan pajak untuk mobil listrik. Tapi, kebijakan itu hanya berlaku buat investor mobil listrik yang mau berinvestasi di Indonesia.
Direktur Pemasaran PT Toyota-Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy mengatakan pihaknya juga menunggu kebijakan keringanan pajak mobil listrik impor. Jika aturannya sudah keluar, Toyota akan mempelajarinya.
"Pastinya ini positif ya untuk menunjang pengurangan emisi, carbon neutral dan juga elektrifikasi di Indonesia. Mudah-mudahan kita bisa support," ujar Anton di arena GIIAS 2023 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) di BSD City, Tangerang, Kamis (10/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Anton, insentif yang direncanakan itu bakal sangat membantu. Sebab, ini juga sejalan dengan arahan pemerintah untuk mengurangi emisi.
Namun, Anton berharap insentif tidak hanya diberikan untuk mobil listrik murni berbasis baterai. Dia meminta mobil hybrid juga diberi keringanan pajak.
"Dan kita harapannya simpel, mungkin insentifnya untuk BEV (mobil listrik berbasis baterai), tapi mungkin juga yang lain. Kita sudah punya hybrid, local production, dan plug-in hybrid. Dan hari ini kita menampilkan mobil yang flexi fuel untuk etanol dan hidrogen. Jadi semua produk yang bisa mengurangi emisi, mengurangi (konsumsi) BBM, saya rasa juga mungkin perlu didukung oleh pemerintah," sebut Anton.
"Mungkin nggak cuma hybrid ya, mungkin produk-produk yang mendukung rendahnya emisi atau carbon neutral saya rasa mungkin perlu di-consider juga," sambungnya.
Di lokasi yang sama, Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam mengatakan pertumbuhan kendaraan elektrifikasi di Indonesia cukup pesat. Apalagi ketika Toyota meluncurkan Innova Zenix Hybrid yang diproduksi di dalam negeri, volume penjualan mobil elektrifikasi meningkat.
Jika mobil hybrid juga diberikan keringanan pajak, bukan tidak mungkin kendaraan ramah lingkungan di Indonesia semakin banyak peminatnya.
"Kalau dilihat dari kenaikannya, (pertumbuhan penjualan mobil elektrifikasi) Indonesia itu cepat dari 2 persen ke 6 persen (dibanding total penjualan mobil domestik). Karena kita memperkenalkan model-model hybrid. Jadi kalau model itu direlaksasi (pajaknya), itu akan tercipta market," kata Bob.
(rgr/din)
Komentar Terbanyak
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Ternyata Gegara Ini Insinyur India Bikin Tikungan Flyover 90 Derajat