Pertamina bakal merilis BBM jenis baru yang memiliki campuran Etanol. Lalu apa untungnya mobil dikasih 'minum' BBM campuran etanol?
Pertamina bakal meluncurkan jenis BBM baru dalam waktu dekat. BBM baru itu merupakan campuran antara Pertamax dan etanol dengan kadar 5%. Jenis BBM baru Pertamina itu bakal diberi nama Pertamax Green. Dengan adanya campuran etanol, kadar oktan BBM bakal naik. Untuk Pertamax tanpa etanol memiliki RON (Research Octane Number) 92. Sementara dengan adanya kadar etanol 5%, maka RON Pertamax Green setara dengan 95.
Lalu apa dampaknya bila digunakan ke mobil? Apa keuntungan mobil yang menggunakan BBM dengan campuran etanol tersebut? Etanol merupakan alkohol yang diproduksi dari fermentasi dan penyulingan tebu, molase, atau biji-bijian bertepung seperti singkong dan jagung.
Mengutip laman Car From Japan, etanol telah digunakan di negara-nefara industri sebagai bahan bakar yang berdiri sendiri atau dicampurkan ke bensin untuk meningkatkan oktan sekaligus mereduksi emisi karbon.
Ketika dicampur BBM, kadar oktan memang meningkat sekitar 3-5 unit. Indikator peningkatan oktan itu membuat pembakaran di mesin jadi lebih baik. Tidak heran bila perusahaan di industri BBM keap mencari aditif dengan tujuan meningkatkan kadar oktan BBM.
Tapi etanol berbeda dari aditif karena bisa dianggap sebagai bahan bakar sendiri. Etanol memiliki kadar oktan tinggi yakni 108-109. Makanya ketika dicampur BBM dia bisa meningkatkan oktan dari BBM itu sendiri. Selain tiu, etanol memiliki kandungan oksigen yang bisa membantu pembakaran di mesin jadi lebih sempurna. Konsumsi BBM juga bisa dihemat sekaligus meminimalisir emisi gas karbon selama mesin menyala.
Ada banyak pendapat soal penggunaan etanol pada campuran bensin terutama digunakan pada kendaraan. Dari banyak sumber ahli otomotif menilai, bensin dengan campuran etanol rendah dari E2-E10 dapat digunakan pada mesin mobil dan sepeda motor tanpa masalah.
"Dengan penggunaan etanol rasio 5%, penggunaan E5 dan bensin biasa secara bergantian tidak memiliki dampak ke mesin," begitu bunyi pernyataannya.
Namun ada juga yang menyebut ada kemungkinan kerusakan mesin bila konsentrasinya rendah (kemurnian kurang dari 99,5 derajat). Selain itu, BBM yang dicampur dengan etanol berkadar tinggi juga bisa merusak komponen yang terbuat dari logam, karet, plastik, dan juga polimer karena kandungan alkoholnya sangat korosif. Sistem injeksi juga bisa mengalami gangguan. Perlu diingat gangguan muncul bila kadar etanol terlalu besar.
Pun di buku panduan manual beberapa mobil yang dirilis di Indonesia penggunaan etanol dalam BBM sah-sah saja dilakukan. Mengutip laman buku panduan manual Toyota Avanza, penggunaan campuran etanol pada mesin masih diperbolehkan. Namun kandungannya tidak lebih dari 10%.
Begitu juga di buku panduan manual Mitsubishi Xpander dan Hyundai Stargazer, penggunaan etanol masih bisa ditoleransi asal kandungannya tak lebih dari 10%.
"Agar dapat menghasilkan kadar oktan yang setidaknya sama dengan rekomendasi minimal untuk bensin bebas timbal," tulis keterangan di buku panduan manual Xpander.
Simak Video "Respons Jokowi soal Luhut Minta Pertamina Akuisisi Perusahaan di Brasil"
(dry/lth)