Harga Hyundai Ioniq 5 dan Wuling Air ev terpangkas puluhan juta berkat 'subsidi' dari pemerintah. Seberapa laris penjualannya setelah harganya terpangkas?
Pemerintah telah memberikan bantuan untuk mobil listrik berupa insentif PPN (Pajak Pertambahan Nilai). PPN yang sejatinya bernilai 11%, maka untuk pembelian mobil listrik hanya dikenakan 1%. Tapi tidak semua mobil listrik mendapat insentif PPN.
Hanya mobil listri yang memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 40% bisa mendapatkan insentif tersebut sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 38 tahun 2023 tentang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas Penyerahan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Roda Empat Tertentu dan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Bus Tertentu yang Ditanggung Pemerintah tahun anggaran 2023.
Dijelaskan dalam pasal 3, agar PPN mobil listrik ditanggung pemerintah maka harus memenuhi TKDN minimal 40%. Sejauh ini, mengutip laman TKDN Kementerian Perindustrian baru ada dua mobil listrik yang bisa memanfaatkan insentif tersebut. Tercatat Wuling Air ev punya nilai TKDN 40,04% dan Hyundai Ioniq 5 sebesar 40%.
Insentif itu rupanya berpengaruh terhadap harga juall Wuling Air ev dan Hyundai Ioniq 5. Harga Wuling Air ev terpangkas paling besar Rp 26 jutaan. Dengan begitu, Wuling Air ev dijual dengan kisaran harga Rp 221,5 juta sampai Rp 272,9 juta. Sementara harga Hyundai Ioniq 5, harganya lebih murah Rp 70 jutaan berkat insentif itu. Kendati demikian, meski terpangkas Rp 70 jutaan, harga Hyundai Ioniq 5 masih berada di kisaran Rp 690-780 jutaan.
Penurunan harga diharapkan bisa mendongkrak penjualan mobil listrik tersebut. Tapi seberapa laris dua mobil listrik itu setelah harganya terpangkas hingga puluhan juta?
Data distribusi wholesales (dari pabrik ke dealer) Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, penjualan Wuling Air ev pada Mei 2023 mencapai 455 unit. Bila dibandingkan dengan periode sebelumnya, peningkatannya tidak signifikan. Sebelumnya pada April, distribusi Wuling Air ev sebesar 450 unit.
Beda halnya dengan Hyundai Ioniq 5 yang terlihat ada peningkatan sebesar 202 unit menjadi 918 unit pada Mei 2023. Sebelumnya pada April distribusi Hyundai Ioniq 5 hanya sekitar 716 unit. Bila diperhatikan, penjualannya belum signifikan bahkan melampaui mobil bensin yang bisa tembus ribuan unit dalam sebulan.
Bisa jadi, faktor harga mempengaruhi karena meskipun terpangkas mobil listrik subsidi itu terbilang masih lebih mahal ketimbang mobil-mobil penghuni segmen Low Cost Green Car (LCGC). Sekadar informasi, mobil di segmen LCGC, paling mahal tidak sampai Rp 200 juta. Perbandingannya dengan Wuling Air ev masih sekitar Rp 70 jutaan, sementara dengan Hyundai Ioniq 5 selisihnya mencapai Rp 500 jutaan.
Simak Video "Video: Mobil Listrik Tabrak Ojol di Antasari Jaksel hingga Tewas"
(dry/lth)